I) Kematian jasmani.
A) Dalam KS, kematian jasmani
dibicarakan dengan berbagai cara:
1) Itu dikatakan sebagai kematian
dari tubuh, dan ini dibedakan dari kematian dari jiwa.
Mat 10:28 - “Dan janganlah kamu
takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa
membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan
baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka”.
2) Itu dinyatakan sebagai akhir
dari jiwa, atau hilangnya jiwa.
Mark 3:4 - “Kemudian kataNya
kepada mereka: ‘Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau
berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?’ Tetapi
mereka itu diam saja”.
Yoh 12:25 - “Barangsiapa
mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak
mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal”.
Yoh 13:37-38 - “(37) Kata Petrus
kepadaNya: ‘Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku
akan memberikan nyawaku bagiMu!’ (38) Jawab Yesus: ‘Nyawamu akan
kauberikan bagiKu? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok,
engkau telah menyangkal Aku tiga kali.’”.
Kis 15:26 - “yaitu dua orang
yang telah mempertaruhkan nyawanya karena nama Tuhan kita Yesus Kristus”.
Kis 20:24 - “Tetapi aku tidak
menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir
dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk
memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah”.
3) Itu digambarkan sebagai
perpisahan tubuh dengan jiwa.
Pkh 12:7 - “dan debu kembali
menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang
mengaruniakannya”.
Yak 2:26 - “Sebab seperti
tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan
adalah mati”.
Yoh 19:30 - “Sesudah Yesus
meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: ‘Sudah selesai.’ Lalu Ia menundukkan
kepalaNya dan menyerahkan nyawaNya”.
Kis 7:59 - “Sedang mereka
melemparinya Stefanus berdoa, katanya: ‘Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.’”.
Fil 1:23 - “Aku didesak dari dua
pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus - itu memang
jauh lebih baik”.
Luk 9:31 - “Keduanya menampakkan
diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergianNya yang akan
digenapiNya di Yerusalem”.
2Pet 1:15-16 - “(15) Tetapi aku
akan berusaha, supaya juga sesudah kepergianku itu kamu selalu mengingat
semuanya itu. (16) Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol
manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita,
Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaranNya”.
Berkhof:
Mengingat semua ini, bisa dikatakan bahwa, menurut Kitab Suci, kematian
jasmani merupakan suatu pengakhiran dari kehidupan fisik oleh perpisahan tubuh
dan jiwa. Itu tidak pernah merupakan suatu pemusnahan, sekalipun beberapa sekte
menggambarkan kematian dari orang-orang jahat seperti itu. ... Kematian bukanlah
suatu penghentian dari keberadaan, tetapi suatu pemutusan dari hubungan
kehidupan yang alamiah. Kehidupan dan kematian tidak dikontraskan satu dengan
yang lain seperti ‘ada’ dan ‘tidak ada’, tetapi bertentangan hanya sebagai
perwujudan yang berbeda dari keberadaan.
Hoeksema:
sekalipun kematian merupakan akhir sejauh keberadaan kita di dunia sekarang
ini yang dipersoalkan, itu bukan akhir dari manusia dalam ati mutlak dari kata
itu.
B) Hubungan antara dosa dan
kematian.
1) Kematian merupakan hukuman atas
dosa.
Kej 2:17 - “tetapi pohon
pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya,
sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.’”.
Kej 3:19 - “dengan berpeluh
engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah,
karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali
menjadi debu.’”.
Ro 5:12,17 - “(12) Sebab itu,
sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa
itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang,
karena semua orang telah berbuat dosa. ... (17) Sebab, jika oleh dosa
satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi
mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran,
akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus”.
Ro 6:23 - “Sebab upah dosa
ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus,
Tuhan kita”.
1Kor 15:21 - “Sebab sama seperti
maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang
mati datang karena satu orang manusia”.
Yak 1:15 - “Dan apabila
keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah
matang, ia melahirkan maut”.
2) Kematian tidak digambarkan
sebagai sesuatu yang alamiah dalam kehidupan manusia.
Maz 90:7,11 - “(7) Sungguh, kami
habis lenyap karena murkaMu, dan karena kehangatan amarahMu kami terkejut. ...
(11) Siapakah yang mengenal kekuatan murkaMu dan takut kepada gemasMu?”.
Ro 5:16 - “Dan kasih karunia
tidak berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu
pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia
atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran”.
Gal 3:13 - “Kristus telah
menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita,
sebab ada tertulis: ‘Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!’”.
Berkhof:
Dalam keadilan yang ketat, Allah bisa menjatuhkan kematian kepada manusia
dalam arti yang paling penuh dari kata itu, segera setelah pelanggarannya, Kej
2:17. Tetapi oleh kasih karuniaNya yang bersifat umum, Ia mengekang / menahan
pekerjaan dari dosa dan kematian, dan oleh kasih karuniaNya yang khusus dalam
Kristus Yesus, Ia mengalahkan kekuatan-kekuatan yang bermusuhan ini, Ro 5:17;
1Kor 15:45; 2Tim 1:10; Ibr 2:14; Wah 1:18; 20:14. Sekarang kematian
menyelesaikan / menyempurnakan pekerjaannya hanya dalam kehidupan dari mereka
yang menolak pembebasan darinya yang ditawarkan dalam Kristus Yesus. Mereka yang
percaya kepada Kristus dibebaskan dari kuasa kematian, dipulihkan pada
persekutuan dengan Allah, dan diberkati dengan kehidupan kekal, Yoh 3:36; 6:40;
Ro 5:17,21; 8:23; 1Kor 15:26,51-57; Wah 20:14; 21:3,4.
C) Arti kematian bagi orang
percaya.
Ro 8:1 - “Demikianlah sekarang
tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus”.
Hoeksema:
kematian orang-orang percaya bukan lagi dianggap sebagai perwujudan dari
murka Allah, pelaksanaan keadilan, hukuman dari dosa. Itu diubah menjadi sesuatu
yang lain bagi mereka yang ada di dalam Kristus.
Hoeksema:
sekalipun, dinilai dari kelihatannya dari luar, kematian mereka
(orang-orang percaya) kelihatannya sama seperti kematian orang-orang yang
tidak percaya, sekalipun mereka juga melewati pergumulan yang sama, dan
menderita penderitaan yang sama pada waktu meninggalkan dunia yang sekarang ini,
kematian mereka berbeda secara hakiki.
1) Ini perlu untuk pengudusan dari
orang-orang percaya itu.
Berkhof:
kematian dari orang-orang percaya harus dianggap sebagai puncak dari
hajaran yang ditentukan Allah bagi pengudusan umatNya. ... Pemikiran tentang
kematian, kehilangan melalui kematian, perasaan bahwa penyakit dan penderitaan
merupakan pertanda dari kematian, dan kesadaran tentang mendekatnya kematian, -
semua ini mempunyai akibat yang bermanfaat pada umat Allah. Hal-hal itu berguna
untuk memberikan kerendahan hati kepada orang-orang yang sombong, mematikan
kedagingan, mengurangi keduniawian, dan membantu perkembangan pemikiran yang
rohani. ... Itu menyempurnakan pengudusan dari jiwa-jiwa orang percaya, sehingga
mereka langsung menjadi ‘roh-roh orang benar yang disempurnakan’, Ibr 12:23; Wah
21:27. Kematian bukanlah merupakan suatu akhir bagi orang-orang percaya, tetapi
permulaan dari suatu kehidupan yang sempurna. Mereka memasuki kematian dengan
suatu kepastian / jaminan bahwa sengat dari kematian itu telah disingkirkan,
1Kor 15:55, dan bagi mereka itu merupakan pintu gerbang surga) -
‘Systematic Theology’, hal
670-671.
Ibr 12:22-23 - “(22) Tetapi kamu
sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan
kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, (23) dan kepada jemaat
anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang
menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah
menjadi sempurna”.
Wah 21:27 - “Tetapi tidak akan
masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau
dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak
Domba itu”.
a) ‘hukuman’ sangat berbeda
dengan ‘hajaran’.
Hoeksema:
ada perbedaan yang besar antara hukuman dan hajaran. Yang pertama merupakan
perwujudan dari murka yang adil dan menghukum dari Allah. Yang terakhir
merupakan pekerjaan dari kasih keBapaanNya.
Ibr 12:6-11 - “(6) karena Tuhan
menghajar orang yang dikasihiNya, dan Ia menyesah orang yang diakuiNya sebagai
anak.’ (7) Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti
anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? (8) Tetapi,
jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu
bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang. (9) Selanjutnya: dari ayah kita yang
sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian
bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup?
(10) Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang
mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita
beroleh bagian dalam kekudusanNya. (11) Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia
diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia
menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih
olehnya”.
b) Kematian bukanlah sesuatu yang
mutlak harus ada untuk menguduskan orang percaya.
Berkhof:
Tidak bisa dikatakan bahwa penghancuran tubuh merupakan sesuatu yang perlu
secara mutlak untuk pengudusan, karena hal itu bertentangan dengan contoh Henokh
dan Elia.
2) Kristus sendiri mengalami
kematian, dan karena itu pengikut Kristus juga mengalaminya.
Ro 6:5 - “Sebab jika kita telah
menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematianNya, kita juga akan menjadi
satu dengan apa yang sama dengan kebangkitanNya”.
3) Tubuh kita yang sekarang ini
tidak bisa masuk surga.
1Kor 15:50 - “Saudara-saudara,
inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak
mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang (bisa)
binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak (bisa) binasa”.
Hoeksema:
kematian orang-orang percaya merupakan suatu jalan ke dalam hidup yang kekal.
D) Setiap orang ditentukan untuk
mati hanya 1 x.
Ibr 9:27 - “Dan sama seperti
manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu
dihakimi,”.
1) Ini bertentangan dengan
reinkarnasi.
2) Ada perkecualian terhadap Ibr
9:27 tersebut, yaitu:
a) Elia dan Henokh, yang tidak
mengalami kematian.
b) Orang-orang percaya yang masih
hidup pada saat Kristus datang kedua-kalinya.
1Tes 4:16-17 - “(16) Sebab pada
waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala
Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati
dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; (17) sesudah itu, kita yang
hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan
menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya
bersama-sama dengan Tuhan”.
c) Orang-orang yang pernah
mengalami kematian tetapi lalu dibangkitkan lagi.
1. 1Raja 17:17-24 - anak janda di
Sarfat yang dibangkitkan oleh Elia.
2. 2Raja 4:18-37 - anak perempuan
Sunem yang dibangkitkan oleh Elisa.
3. 2Raja 13:21 - mayat yang bangkit
setelah terkena tulang Elisa.
4. Mark 5:21-43 - Anak Yairus yang
dibangkitkan oleh Yesus.
5. Luk 7:11-17 - anak janda di Nain
yang dibangkitkan oleh Yesus.
6. Yoh 11:1-44 - Lazarus yang
dibangkitkan oleh Yesus.
7. Mat 27:52-53 - orang-orang kudus
yang bangkit pada saat kematian Yesus.
8. Kis 9:36-42 - Dorkas / Tabita
yang dibangkitkan oleh Petrus.
9. Kis 20:8-12 - Eutikhus yang
dibangkitkan oleh Paulus.
Yesus tetap disebut sebagai yang
pertama / sulung yang bangkit dari antara orang mati.
Kis 26:23 - “yaitu, bahwa Mesias
harus menderita sengsara dan bahwa Ia adalah
yang pertama yang akan bangkit
dari antara orang mati, dan bahwa Ia akan memberitakan terang kepada bangsa
ini dan kepada bangsa-bangsa lain.’”.
1Kor 15:20-23 - “(20) Tetapi
yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati,
sebagai yang sulung dari
orang-orang yang telah meninggal. (21) Sebab sama seperti maut datang karena
satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu
orang manusia. (22) Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan
dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan
dengan Kristus. (23) Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus
sebagai buah sulung; sesudah
itu mereka yang menjadi milikNya pada waktu kedatanganNya”.
Kol 1:18 - “Ialah kepala tubuh,
yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang
pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama
dalam segala sesuatu”.
Wah 1:5a - “dan dari Yesus
Kristus, Saksi yang setia, yang
pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas
raja-raja bumi ini”.
3) Kita harus mempunyai sikap yang
berbeda pada waktu menghadapi penyakit yang tidak bisa disembuhkan, dan pada
waktu menghadapi kematian orang yang kita cintai.
4) Semua kita, lambat atau cepat
pasti akan mengalami kematian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar