1) Doktrin Providence of God ini penting bagi kita:
Calvin:
- "Ignorance of Providence is the ultimate of all miseries; the highest blessedness lies in the knowledge of it" (= ketidaktahuan tentang Providence adalah asal mula semua kesengsaraan; berkat yang terbesar terletak dalam pengenalan tentang providence) - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book I, Chapter XVII, No 11.
- "Nothing is more profitable than the knowledge of this doctrine" (= tidak ada yang lebih berguna dari pada pengenalan tentang doktrin ini) - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book I, Chapter XVII, No 3.
Doktrin ini dipercaya dan diajarkan oleh:
Agustinus, John Calvin, Martin Luther, Jerome Zanchius, John Owen, Charles
Hodge, R.L. Dabney, Louis Berkhof, Loraine Boettner, W.G.T. Shedd, Herman
Hoeksema, Herman Bavinck, G.C. Berkouwer, B.B. Warfield, John Murray, Gresham
Machen, Arthur W. Pink, dsb. Sepanjang pengetahuan saya, tidak ada satupun
orang Reformed yang sejati yang tidak mempercayai doktrin ini. Juga doktrin
ini masuk dalam Westminster Confession of Faith, yang merupakan
pengakuan iman dari gereja-gereja Reformed / Presbyterian di Amerika. Karena itu
saya berpendapat bahwa orang yang mengaku dirinya Reformed, tetapi tidak
percaya pada doktrin ini, sebetulnya hanyalah orang yang Semi-Reformed!
I) Definisi ‘Providence’.
Kalau dilihat dalam kamus, maka ‘Providence’
berarti ‘pemeliharaan baik’. Tetapi dalam Theologia, ‘Providence’
berarti lebih dari sekedar ‘pemelihara-an baik’. ‘Providence’
adalah pelaksanaan yang tidak mungkin gagal dari Rencana Allah, atau,
pemerintahan / pengaturan terhadap segala sesuatu sehingga Rencana Allah
terlaksana.
B. B. Warfield: "His works of
providence are merely the execution of His all-embracing plan" (=
PekerjaanNya dalam providence semata-mata merupakan pelaksanaan dari
rencanaNya yang mencakup segala sesuatu) - ‘Biblical and Theological
Studies’, hal 281.
Jadi sekalipun Providence berbeda dengan
Rencana Allah, tetapi keduanya berhubungan sangat erat.
II) Providence tidak mungkin gagal.
A) Rencana Allah sudah ada / direncanakan sejak
semula (2Raja-raja 19:25 Maz 139:16 Yes 25:1 Yes 37:26 Yes 46:10
2Tim 1:9) dan Rencana Allah itu tidak mungkin berubah / gagal (Bil 23:19
1Sam 15:29 Maz 33:11).
Charles Hodge:
"Change of purpose arises either from
the want of wisdom or from the want of power. As God is infinite in wisdom and
power, there can be with Him no unforeseen emergency and no inadequacy of means,
and nothing can resist the execution of his original intention" (=
Perubahan rencana timbul atau karena kekurangan hikmat atau kekurangan kuasa.
Karena Allah itu tidak terbatas dalam hikmat dan kuasa, maka dengan Dia tidak
bisa ada keadaan darurat yang tidak dilihat lebih dulu, dan tidak ada kekurangan
jalan / cara, dan tidak ada yang bisa menahan / menolak pelaksanaan yang maksud
/ rencana semula) - ‘Systematic Theology’, vol I, hal 538-539.
Kalau manusia membuat rencana, maka manusia
membuatnya secara bertahap. Misalnya pada waktu kita ada di SMP kita
merencanakan untuk masuk SMA tertentu, dan pada waktu di SMA baru kita
merencanakan untuk masuk perguruan tinggi tertentu. Setelah lulus dari perguruan
tinggi, baru kita merencanakan untuk bekerja di tempat tertentu, dsb. Tidak ada
manusia yang dari lahir lalu bisa merencanakan segala sesuatu dalam seluruh
hidupnya! Mengapa? Karena manusia tidak maha tahu sehingga ia tidak mampu
melakukan hal itu. Manusia membutuhkan penambahan pengetahuan untuk bisa membuat
rencana lanjutan.
Tetapi Allah yang maha tahu dan maha bijaksana,
merencanakan seluruh RencanaNya sejak semula!
Orang Arminian / non Reformed percaya bahwa Allah
bisa mengubah RencanaNya, dan percaya bahwa Rencana Allah bisa gagal. Sebetulnya
ini merupakan suatu penghinaan bagi Allah karena ini menyamakan Allah dengan
manusia, yang sering harus mengubah rencananya dan gagal dalam mencapai
rencananya!
Ada banyak alasan / dasar yang menyebabkan kita
harus percaya bahwa Allah tidak mungkin mengubah rencanaNya atau gagal dalam
mencapai rencanaNya:
- Ayat-ayat pada point II A di atas secara jelas menunjukkan bahwa Rencana Allah tidak mungkin gagal!
- kemahatahuan Allah.
Pada waktu Allah merencanakan, bukankah Ia sudah
tahu apakah rencanaNya akan berhasil atau gagal? Kalau Ia tahu bahwa RencanaNya
akan gagal, lalu mengapa Ia tetap merencanakannya?
- kemahabijaksanaan Allah.
Kebijaksanaan Allah menyebabkan Ia pasti membuat
rencana yang terbaik. Kalau ini diubah, maka akan menjadi bukan yang terbaik.
Ini tidak mungkin!
- kemahakuasaan Allah.
Manusia sering gagal mencapai rencananya atau
terpaksa mengubah rencananya karena ia tidak maha kuasa, sehingga tidak mampu
untuk mencapai / melaksanakan rencananya. Tetapi Allah yang maha kuasa tidak
mungkin gagal mencapai rencanaNya atau terpaksa harus mengubah rencanaNya (Yes
14:24,26-27 25:1b 37:26 43:13b)!
- kedaulatan Allah tidak memungkinkan Ia untuk mengubah rencana-Nya, karena perubahan rencana membuat Ia menjadi tergantung pada situasi dan kondisi (tidak lagi berdaulat).
B) Providence / pelaksanaan Rencana Allah
tidak mungkin gagal (Ayub 42:2 Yes 14:24,26-27 Yes 46:10-11).
Contoh:
- Allah merencanakan supaya Rut dan Boas menikah dan dari pernikahan itu mereka menurunkan Yesus / Mesias.
Kelihatannya Rencana Allah ini sukar terlaksana
karena Rut ada di Moab dan Boas ada di Yehuda. Tetapi Allah yang maha kuasa itu
mengatur sehingga hal itu akhirnya terjadi juga, sehingga mereka menikah dan
akhirnya menurunkan Yesus (baca Rut 1-4).
- Allah merencanakan bahwa Yesus akan lahir di Betlehem (Mikha 5:1 Luk 2:1-7). Kelihatannya Rencana Allah yang satu ini akan gagal, karena Maria sudah hamil besar dan saat itu ia masih ada di Nazaret. Tetapi Allah mengatur dengan menggerakkan hati kaisar untuk meng-adakan sensus (bdk. Amsal 21:1) sehingga Yusuf dan Maria terpaksa pergi ke Betlehem dan akhirnya Yesus lahir di Betlehem.
C) Problem ‘Allah menyesal’ (Kej 6:5-6
Kel 32:10-14 1Sam 15:1 Yes 38:1,5 Yer 18:8 Yunus 3:10
Amos 7:3,6).
Apakah ini berarti bahwa Allah mengubah
RencanaNya? Tidak!
Penjelasan:
1) Prinsip Hermeneutics yang sangat penting
adalah: kita tidak boleh menafsirkan suatu bagian Kitab Suci sehingga
bertentangan dengan bagian lain dari Kitab Suci. Karena itu, maka penafsiran
ayat-ayat pada point C) ini tidak boleh bertentangan dengan ayat-ayat pada point
A) dan B). Kalau kita menafsirkan bahwa ‘Allah menyesal’ dalam ayat-ayat di
sini memang menunjukkan bahwa Allah mengubah renca-naNya, maka jelas bahwa
ayat-ayat ini akan bertentangan dengan ayat-ayat pada point A) dan B).
2) ‘Allah menyesal’ adalah Anthropopathy.
Kitab Suci sering menggunakan bahasa
Anthropomorphism (bahasa yang menggambarkan Allah seakan-akan Ia adalah manusia)
dan Anthropopathy (bahasa yang menggambarkan Allah dengan perasa-an-perasaan
manusia). Kalau Kitab Suci menggunakan bahasa An-thropomorphism, maka tidak
boleh diartikan betul-betul demikian. Misalnya kalau dikatakan ‘tangan Allah
tidak kurang panjang’ (Yes 59:1), atau pada waktu dikatakan ‘mata TUHAN ada
di segala tempat’ (Amsal 15:3). Ini tentu tidak berarti bahwa Allah
betul-betul mempu-nyai tangan / mata. Ingat bahwa Allah adalah Roh (Yoh 4:24).
Demi-kian juga pada waktu Kitab Suci menggunakan Anthropopathy / meng-gambarkan
Allah menggunakan perasaan-perasaan manusia, kita tidak boleh mengartikan bahwa
Allahnya betul-betul seperti itu. Con-tohnya adalah ayat-ayat yang menunjukkan
‘Allah menyesal’ ini.
Perlu saudara ingat bahwa manusia bisa menyesal,
karena ia tidak maha tahu. Misalnya, seorang laki-laki melihat seorang gadis dan
ia menyangka gadis itu seorang yang layak ia peristri. Tetapi setelah menikah,
barulah ia tahu akan adanya banyak hal jelek dalam diri istrinya itu yang
tadinya tidak ia ketahui. Ini menyebabkan ia lalu menyesal telah memperistri
gadis itu.
Tetapi Allah itu maha tahu, sehingga dari semula
Ia telah tahu segala sesuatu yang akan terjadi. Karena itu tidak mungkin Ia bisa
menyesal!
Kalau Kitab Suci mengatakan bahwa Allah menyesal
karena terjadinya sesuatu hal, maka maksudnya hanyalah menunjukkan bahwa hal itu
tidak menyenangkan Allah.
3) Pada waktu Kitab Suci mengatakan ‘Allah
menyesal’ maka itu berarti bahwa hal itu ditinjau dari sudut pandang manusia.
Illustrasi: Ada seorang sutradara yang
menyusun naskah untuk sandi-wara, dan ia juga sekaligus menjadi salah satu
pemain sandiwara tersebut. Dalam sandiwara itu ditunjukkan bahwa ia mau makan,
tetapi tiba-tiba ada telpon, sehingga ia lalu tidak jadi makan. Dari sudut
penonton, pemain sandiwara itu berubah pikiran / rencana. Tetapi kalau ditinjau
dari sudut naskah / sutradara, ia sama sekali tidak ber-ubah dari rencana
semula, karena dalam naskah sudah direncanakan bahwa ia mau makan, lalu ada
telpon, lalu ia mengubah rencana / pikirannya, dsb.
Pada waktu Kitab Suci berkata ‘Allah
menyesal’ maka memang dari sudut manusia, Allahnya menyesal / mengubah
rencanaNya. Tetapi dari sudut Allah / Rencana Allah, sebetulnya tidak ada
perubahan, karena semua perubahan / penyesalan itu sudah direncanakan oleh
Allah.
III) Providence berhubungan dengan
segala sesuatu.
A) Rencana Allah berhubungan dengan segala
sesuatu.
Dasar dari pandangan ini:
1) Dasar Kitab Suci:
- Maz 139:16 - ‘... dalam kitabMu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya’.
- Mat 10:29-30 - hal-hal yang remeh seperti jatuhnya burung pipit yang tidak berharga, atau rontoknya rambut kita, ternyata hanya bisa terjadi kalau itu sesuai dengan kehendak / Rencana Allah.
- Kel 21:13 - hal-hal yang kelihatannya kebetulan hanya bisa terjadi kalau itu sesuai kehendak Allah.
Semua ini menunjukkan bahwa dalam membuat
rencanaNya, Allah bukan hanya merencanakan / menetapkan garis besarnya saja,
tetapi lengkap dengan semua detail-detailnya.
2) Bahwa Rencana Allah berhubungan dengan segala
sesuatu, juga bisa terlihat dari kemahatahuan Allah:
a) Loraine Boettner:
"Foreknowledge implies certainty and
certainty implies foreordination" (= pengetahuan lebih dulu secara
tidak langsung menunjuk pada kepastian, dan kepastian secara tidak langsung
menunjuk pada penetapan lebih dulu) - Loraine Boettner, ‘The Reformed
Doctrine of Predestination’, hal 44.
Penjelasan: Bayangkan saat dimana alam
semesta, malaikat, manusia, dsb belum diciptakan. Yang ada hanyalah Allah
sendiri. Pada saat itu, karena Allah itu maha tahu, maka Ia sudah tahu segala
sesuatu (dalam arti kata yang mutlak) yang akan terjadi, termasuk dosa. Semua
yang Ia tahu akan terjadi itu pasti terjadi persis seperti yang Ia ketahui.
Dengan kata lain, semua itu sudah tertentu pada saat itu. Kalau sudah
tertentu, pasti ada yang menentukan (karena tidak mungkin hal-hal itu menentukan
dirinya sendiri). Karena pada saat itu hanya ada Allah sendiri, maka jelas bahwa
Ialah yang menentukan semua itu.
b) Dalam persoalan ini perlu saudara ketahui
bahwa penentuan itu terjadi bukan karena Allah sudah tahu.
Roma 8:29 (NIV) - "For those He
foreknew, He also predestined ..." (= Karena mereka yang Ia ketahui
lebih dulu, juga Ia tentukan ...).
Ayat ini sering dipakai oleh orang Arminian
sebagai dasar untuk mengatakan bahwa Allah menentukan karena Dia sudah tahu
bahwa hal itu akan terjadi. Jadi, Allah menentukan supaya si A menjadi orang
beriman, karena Ia tahu bahwa orang itu akan menjadi orang beriman. Allah
menentukan si B menjadi orang saleh, karena Ia tahu si B akan mentaati Dia, dsb.
Untuk mengerti Ro 8:29 ini mari kita melihat
penjelasan di bawah ini:
1. Pembahasan kata ‘know’ (= tahu)
dalam Kitab Suci.
o
dalam Perjanjian Lama.
Kata ‘know’ (= tahu) dalam bahasa
Ibrani adalah YADA.
Kata YADA ini digunakan dalam Kej 4:1
(KJV/Lit): "Adam knew Eve his wife, and she conceived" (=
Adam tahu / kenal Hawa istrinya, dan ia mengandung).
Dari sini bisa kita lihat bahwa ‘to know’
tidak selalu sekedar berarti ‘tahu’, tetapi ada kasih / hubungan intim di
dalamnya.
Kata YADA ini digunakan dalam Kej 18:19 dan
diterjemahkan ‘memilih’ oleh Kitab Suci Indonesia.
"Sebab Aku telah memilih dia,
supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap
hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan melakukan kebenaran dan
keadilan, dan supaya TUHAN memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikanNya
kepadanya".
RSV, NIV, NASB menterjemahkan seperti Kitab Suci
Indonesia!
ASV/KJV/NKJV tetap menterjemahkan ‘know’,
tetapi kalimatnya jadi aneh.
Kej 18:19 (KJV): "For I know
him, that he will command his children and his household after him, and they
shall keep the way of the LORD, to do justice and judgment; that the LORD may
bring upon Abraham that which he hath spoken of him" (= Karena Aku mengetahui
/ mengenalnya, bahwa ia akan memerintahkan anak-anaknya dan seisi rumahnya /
keturunannya, dan mereka akan hidup menurut jalan TUHAN, melakukan keadilan dan
penghakiman; supaya TUHAN memenuhi kepada Abraham apa yang dikatakanNya
kepadanya).
Dalam Amos 3:2, kata YADA diterjemahkan
‘kenal’ oleh Kitab Suci Indonesia.
"Hanya kamu yang Kukenal dari
segala kaum di muka bumi, sebab itu Aku akan menghukum kamu karena segala
kesalahanmu".
KJV/ASV/RSV tetap menterjemahkan ‘know’,
tetapi NIV/NASB menterjemahkan ‘choose’ (= memilih).
Tentang kata YADA dalam Amos 3:2 ini B. B.
Warfield berkata: "what is thrown prominently forward is clearly the
elective love which has singled Israel out for special care" (= apa
yang ditonjolkan ke depan secara menyolok jelas adalah kasih yang memilih yang
telah memilih / mengkhususkan Israel untuk perhatian istimewa) - ‘Biblical
and Theological Studies’, hal 288.
Loraine Boettner: "The word
‘know’ is sometimes used in a sense other than that of having merely an
intellectual perception of the thing mentioned. It occasionally means that the
persons so ‘known’ are the special and peculiar objects of God’s favor, as
when it was said of the Jews, ‘You only have I known of all the families of
the earth,’ Amos 3:2." [= Kata ‘tahu’ kadang-kadang digunakan
bukan dalam arti sekedar pengetahuan intelektual tentang hal yang disebutkan.
Kadang-kadang kata ini berarti bahwa orang yang ‘diketahui’ merupakan obyek
istimewa dan khusus dari kemurahan / kebaikan hati Allah, seperti pada waktu
dikatakan tentang orang-orang Yahudi: ‘Hanya kamu yang Kukenal / Kuketahui
dari segala kaum di muka bumi’ (Amos 3:2)] - ‘The Reformed
Doctrine of Predestination’, hal 100.
Penggunaan kata YADA yang lain:
o
Kel 2:25 - diterjemahkan ‘memperhatikan’.
o
Maz 1:6 - diterjemahkan ‘mengenal’.
o
Maz 101:4 - diterjemahkan ‘tahu’.
o
Nahum 1:7 - diterjemahkan ‘mengenal’.
Dalam semua ayat-ayat di atas ini kata YADA tidak
memungkinkan untuk diartikan sebagai sekedar suatu pengetahuan intelektual.
o
dalam Perjanjian Baru.
Kata ‘know’ (= tahu) dalam bahasa
Yunani adalah GINOSKO, dan digunakan dalam Mat 7:23 Yoh 10:14,27 1Kor 8:3
Gal 4:9 2Tim 2:19. Baca ayat-ayat ini dan saudara akan melihat bahwa dalam
ayat-ayat inipun kata know / GINOSKO tidak bisa diartikan sekedar sebagai
pengetahuan intelektual.
2. Pembahasan kata ‘foreknow’ (=
mengetahui lebih dulu) / ‘fore-knowledge’ (= pengetahuan lebih dulu).
Ayat-ayat yang mengandung kata-kata foreknowledge,
fore-knew, dsb: Ro 11:2 Kis 2:23 1Pet 1:2 1Pet 1:19-20.
Loraine Boettner:
"Those in Romans 8:29 are foreknown in
the sense that they are fore-appointed to be the special objects of His favor.
This is shown more plainly in Rom. 11:2-5, where we read, ‘God did not cast
off His people whom He foreknew’" (= Mereka dalam Ro 8:29 diketahui
lebih dulu dalam arti bahwa mereka ditetapkan lebih dulu untuk menjadi obyek
khusus kemurahan hatiNya. Ini ditunjukkan lebih jelas dalam Ro 11:2-5, dimana
kita membaca: ‘Allah tidak menolak / membuang umatNya yang dipilihNya /
diketahuiNya lebih dulu’) - ‘The Reformed Doctrine of
Predestination’, hal 100.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah:
o
‘menentukan karena sudah tahu’ tidak bisa disebut sebagai
‘menentukan’.
o
Kalau Allah sudah tahu bahwa suatu hal akan terjadi, maka hal itu
pasti akan terjadi. Lalu apa gunanya ditentukan lagi?
o
Kalau kita menafsirkan Ro 8:29 sebagai ‘menentukan karena sudah
tahu’, maka ini akan bertentangan dengan Ef 1:4,5,11.
o
Ef 1:4 mengatakan bahwa kita dipilih supaya menjadi kudus /
tak bercacat. Jadi, pemilihan itulah yang menyebabkan kita menjadi kudus / tak
bercacat. Jadi, dalam pemikiran Allah, pemilihan itu yang ada dulu, dan
tujuannya adalah supaya kita menjadi kudus dan tidak bercacat. Sedangkan kalau
diambil penafsiran tadi / penafsiran Arminian, maka ‘kudus / tak bercacat’
inilah yang ada dulu dalam pemikiran Allah, dan sebagai akibatnya maka kita
dipilih.
o
Ef 1:5b,11b menunjukkan bahwa kita dipilih sesuai dengan
kerelaan kehendak Allah (dalam bahasa Jawa / pasaran mungkin bisa dikatakan
‘saksirnya Allah’). Jadi jelas bahwa pemilihan itu dilakukan oleh Allah
bukan karena Ia melihat akan adanya sesuatu yang baik dalam diri kita!
c) Hubungan yang benar tentang kemahatahuan Allah
dan penetapan Allah.
B. B. Warfield: "... God
foreknows only because He has pre-determined, and it is therefore also that He
brings it to pass; His foreknowledge, in other words, is at bottom a knowledge
of His own will" (= ... Alah mengetahui lebih dulu hanya karena Ia
telah menentukan lebih dulu, dan karena itu juga Ia menyebabkannya terjadi;
dengan kata lain, pengetahuan lebih dulu ini pada hakekatnya adalah pengetahuan
tentang kehendakNya sendiri) - ‘Biblical and Theological Studies’,
hal 281.
B) ‘Providence’ adalah pelaksanaan
Rencana Allah dan karena Rencana Allah berhubungan dengan segala sesuatu, maka ‘Providence’
juga berhubungan dengan segala sesuatu.
Hal-hal alamiah yang kelihatannya terjadi dengan
sendirinya (secara otomatis, diatur oleh hukum alam), ternyata juga diatur /
diperintah / dikontrol oleh Allah setiap saat.
Contoh:
- matahari (Yos 10:13 Yes 38:8).
- kelihatannya tumbuh-tumbuhan hidup karena sinar matahari, tetapi Allah menciptakan tumbuh-tumbuhan pada hari ke 3 dan matahari pada hari ke 4, dan ini menunjukkan bahwa tumbuh-tumbuhan itu mendapatkan kehidupan dari Allah, bukan dari matahari.
- orang mendapat anak (Maz 127:3 1Sam 1:5,19-20).
- semua makhluk / binatang dapat makan (Maz 136:25 Maz 104:27-28).
- kesehatan bukan dari makanan tetapi dari Allah (Dan 1:8-15).
Ayat-ayat lain yang menunjukkan bahwa ‘Providence’
berhubungan dengan segala sesuatu:
- Kel 12:36 - Tuhan yang membuat orang Mesir bermurah hati kepada orang Israel.
- 2Sam 17:14 - Tuhan yang bekerja sehingga nasehat Ahitofel ditolak dan ini menyebabkan kekalahan Absalom.
- Ezra 1:1 - Tuhan menggerakkan hati raja Koresy.
- Maz 75:7-8 - peninggian / perendahan seseorang merupakan pekerjaan Allah.
- Maz 135:6-7 - semua yang terjadi di bumi, di laut / samudera raya, baik kabut, kilat, angin dsb merupakan pekerjaan Allah.
- Amsal 16:1,9 - kata-kata dan arah langkah kita telah ditetapkan oleh Tuhan (bdk. Amsal 20:24).
- Amsal 19:21 - manusia bisa merencanakan, tetapi keputusan Tuhan-lah yang terlaksana.
- Amsal 21:1 - Hati raja diarahkan oleh Tuhan sesuai kehendakNya.
- Amsal 21:31 - kemenangan dalam perang bukan tergantung persiapan kekuatan pasukan, tetapi tergantung Tuhan.
- Amsal 22:2 (NIV) - "Rich and poor have this in common: The LORD is the Maker of them all" (= orang kaya dan miskin mempunyai persamaan dalam hal ini: Tuhan adalah pembuat mereka semua).
Ini sesuai dengan Maz 75:7-8 di atas, dan
menunjukkan bahwa orang bisa jadi kaya / miskin karena pekerjaan Tuhan.
- Pengkhotbah 7:14 - hari malang juga dijadikan oleh Allah
- Yes 45:7 - nasib mujur / malang diciptakan Tuhan.
- Ratapan 3:37-38 - dari mulut Tuhan keluar apa yang buruk dan yang baik.
- Amos 3:6 - Tuhanlah yang mengerjakan semua malapetaka.
- Yak 4:13-16 - keberhasilan dalam usaha kita tergantung pada kehendak Tuhan.
C) Bahwa Rencana Allah dan Providence of God
berhubungan dengan segala sesuatu menunjukkan bahwa Allah adalah Allah yang
berdaulat secara mutlak!
Kata ‘berdaulat’ dalam bahasa Inggris adalah ‘sovereign’,
yang berasal dari bahasa Latin superanus (super = above, over), dan yang
dalam Kamus Webster diberikan definisi sebagai berikut:
a)Above or superior to all others; chief;
greatest; supreme.
b)supreme in power, rank, or authority.
c)of or holding the position of a ruler;
royal; reigning
d)independent of all others.
Karena itu kalau kita percaya bahwa Allah itu
berdaulat, maka kita juga harus percaya bahwa Ia menetapkan segala sesuatu, dan
Ia melaksana-kan ketetapanNya itu tanpa tergantung pada siapapun dan apapun di
luar diriNya!
Jelas adalah omong kosong kalau seseorang
berbicara tentang kedaulatan Allah / mengakui kedaulatan Allah, tetapi tidak
mempercayai bahwa Rencana Allah dan Providence of God itu mencakup segala
se-suatu dalam arti kata yang mutlak!
D) Rencana Allah dan pelaksanaannya (Providence
of God) tidak terlepas dari sifat-sifat Allah, seperti kasih, bijaksana, dan
suci.
Loraine Boettner:
"Although the sovereignty of God is
universal and absolute, it is not the sovereignty of blind power. It is coupled
with infinite wisdom, holiness and love. And this doctrine, when properly
understood, is a most comforting and reassuring one. Who would not prefer to
have his affairs in the hands of a God of infinite power, wisdom, holiness and
love, rather than to have them left to fate, or chance, or irrevocable natural
law, or to short-sighted and perverted self? Those who reject God’s
sovereignty should consider what alternatives they have left" (=
Sekalipun kedaulatan Allah itu bersifat universal dan mutlak, tetapi itu
bukanlah kedaulatan dari kuasa yang buta. Itu digabungkan dengan kebijaksanaan,
kekudusan dan kasih yang tidak terbatas. Dan doktrin ini, jika dimengerti dengan
tepat, adalah doktrin yang paling menghibur dan menenteramkan. Siapa yang tidak
lebih menghendaki perkaranya ada dalam tangan Allah yang mempunyai kuasa,
kebijaksanaan, kekudusan dan kasih yang tidak terbatas, dari pada menyerahkannya
pada nasib / takdir, atau kebetulan, atau hukum alam yang tidak bisa dibatalkan,
atau pada diri sendiri yang cupet dan sesat? Mereka yang menolak kedaulatan
Allah harus mempertimbangkan alternatif-alternatif lain yang ada) - Loraine
Boettner, ‘The Reformed Doctrine of Predestination’, hal 32.
IV) Providence dan dosa.
1) Rencana Allah dan dosa.
Bahwa dalam Rencana Allah juga tercakup dosa bisa
terlihat dari:
a) Dalam point III A di atas sudah
ditunjukkan bahwa Rencana Allah berhubungan dengan segala sesuatu, dan itu
berarti termasuk dosa.
b) Rencana Allah tentang penebusan dosa
oleh Kristus (1Pet 1:19-20) menunjukkan adanya Rencana / penentuan
terjadinya dosa.
Bahwa penebusan dosa sudah ditentukan, jelas
menunjukkan bahwa:
- dosa yang akan ditebus itupun harus juga sudah ditentukan! Ka-rena kalau tidak, bisa-bisa penebusan dosa itu tidak terjadi.
- pembunuhan yang dilakukan terhadap Kristus, yang dilakukan dengan menyalibkan Dia, jelas juga sudah ada dalam Rencana Allah (Kis 2:23 Kis 4:27-28). Padahal pembunuhan ini jelas adalah dosa!
Charles Hodge: "The crucifixion
of Christ was beyond doubt foreordained of God. It was, however, the greatest
crime ever committed. It is therefore beyond all doubt the doctrine of the Bible
that sin is foreordained" (= Penyaliban Kristus tidak diragukan lagi
ditentukan lebih dulu oleh Allah. Tetapi itu adalah tindakan kriminal terbesar
yang pernah dilakukan. Karena itu tidak perlu diragukan lagi doktrin Alkitab
bahwa dosa itu ditentukan lebih dulu) - ‘Systematic Theology’,
vol I, hal 544.
c) Dosa / kejatuhan Adam mempunyai 3 kemungkinan:
- Adam ditentukan untuk tidak jatuh.
Kemungkinan ini harus dibuang, karena kalau Adam
direncanakan untuk tidak jatuh, maka ia pasti tidak jatuh (ingat bahwa Rencana
Allah tidak bisa gagal - lihat point II A di atas).
- Allah tidak merencanakan apa-apa tentang hal itu.
Ini juga tidak mungkin karena kalau Allah
mempunyai Rencana / kehendak tentang hal-hal yang remeh / tidak berarti seperti
jatuhnya burung pipit ke bumi atau rontoknya rambut kita (bdk. Mat 10:29-30),
bagaimana mungkin tentang hal yang begitu besar dan penting, yang menyangkut
kejatuhan dari ciptaanNya yang tertinggi, Ia tidak mem-punyai Rencana?
- Allah memang merencanakan / menetapkan kejatuhan Adam ke dalam dosa.
Inilah satu-satunya kemungkinan yang tertinggal,
dan inilah satu-satunya kemungkinan yang benar, dan ini menunjukkan bahwa dosa
sudah ada dalam Rencana Allah.
d) Dasar Kitab Suci yang menunjukkan adanya dosa
dalam Rencana Allah:
- Kel 3:19 - Firaun ditentukan untuk tidak taat.
- Ul 31:16-21 - Allah sudah menetapkan kemurtadan Israel.
- 2Sam 12:11-12 (bdk. 2Sam 16:22) - bahwa Absalom akan meniduri istri-istri Daud adalah sesuatu yang sudah ditentukan sebelumnya.
- 2Raja-raja 8:11-13 - kekejaman Hazael sudah ditentukan sebelumnya.
- Yes 6:9-10 (bdk. Mat 13:13-15 / Mark 4:12 / Luk 8:10 Yoh 12:40 Kis 28:26-27) - Allah sudah menentukan bahwa Yehuda akan menolak Firman Tuhan yang akan disampaikan oleh Yesaya, dan Allah juga sudah menentukan bahwa orang-orang Yahudi akan menolak Kristus.
- Daniel 11:36 - dosa dari raja ini sudah ditetapkan.
- Mat 18:7 - penyesatan harus ada. Ini jelas adalah dosa, tetapi ini telah ditetapkan oleh Allah.
- Mat 24:5,10-12,24 - nabi palsu dan Mesias palsu harus ada.
- Mat 26:23-24 - pengkhianatan Yudas sudah ditentukan.
- Mat 26:31-35 - larinya murid-murid meninggalkan Yesus, dan penyangkalan Petrus sebanyak 3 x sudah ditentukan sebelumnya. Bagaimanapun kerasnya keinginan Petrus untuk menolak terjadinya hal itu, akhirnya hal itu tetap terjadi.
- Luk 17:25 - Penolakan dan penyiksaan terhadap Yesus harus terjadi.
- Luk 22:22 - "Sebab Anak manusia memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan, akan tetapi, celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan".
Ayat ini menunjukkan bahwa pengkhianatan yang
dilakukan oleh Yudas terhadap Yesus, yang jelas adalah suatu dosa, telah
ditetapkan oleh Allah.
Sesuatu yang sangat menarik dan sangat penting
untuk diperhatikan adalah bahwa ayat paralel dari Luk 22:22 itu, yaitu Mat
26:24, berbunyi sebagai berikut: "Anak Manusia memang akan pergi sesuai
dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang
olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya
ia tidak dilahirkan".
Dengan membandingkan kedua ayat yang paralel ini,
terlihat jelas bahwa tertulisnya pengkhianatan Yudas dalam Kitab Suci (Mat
26:24) berarti bahwa hal itu memang telah ditetapkan oleh Allah (Luk 22:22). Jadi,
kalau dalam Kitab Suci dinubuatkan sesuatu, itu tidak sekedar berarti bahwa
Allah hanya tahu hal itu akan terjadi dan lalu memberitahukan hal itu kepada
manusia, tetapi berarti bahwa Allah sudah menetapkan hal itu!
- Kis 2:23 Kis 3:18-20 Kis 4:27-28 - pembunuhan terhadap Kristus (ini adalah dosa yang paling terkutuk) sudah ditentukan sejak semula. Perhatikan khususnya Kis 4:28 yang menggunakan kata ‘tentukan’. Jelas ini bukan sekedar menunjuk pada foreknowledge (= pengetahuan lebih dulu) dari Allah.
- 1Tim 4:1 - bahwa orang-orang akan murtad dan mengikuti ajaran-ajaran sesat sudah ditentukan sebelumnya.
- 2Tim 3:1-5 - kebrengsekan orang-orang pada akhir jaman sudah ditetapkan dan pasti akan terjadi.
- 2Tim 4:3-4 - Paulus mengatakan bahwa akan datang waktunya orang tidak dapat lagi mendengar ajaran sehat, tetapi akan mengumpulkan guru-guru palsu yang menyenangkan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.
- Wah 6:11 - istilah ‘genap’ menunjukkan bahwa jumlah orang yang dibunuh sudah ditentukan.
e) Penentuan dosa sejalan dengan doktrin-doktrin
Reformed yang lain, seperti:
- Election / pemilihan (Ro 9:6-24 Ef 1:4,5,11 1Tes 5:9 2Tes 2:13 2Tim 1:9), karena manusia dipilih untuk diselamatkan dari dosa.
- Reprobation / penentuan binasa (Amsal 16:4 Yoh 17:12 Ro 9:13,17-18,21-22 1Pet 2:8 Yudas 4), yang jelas mensyaratkan penetapan dosa dalam kehidupan orang-orang yang ditentukan untuk binasa itu.
- Infralapsarianisme maupun Supralapsarianisme, yang sama-sama percaya adanya penetapan dosa.
Jika saudara adalah orang yang mengaku Reformed,
tetapi tidak percaya Allah tetapkan dosa, maka renungkanlah hal-hal di atas ini!
2) Terjadinya dosa.
a) Dalam hal ini Allah bekerja secara pasif
(dalam terjadinya hal-hal yang baik, misalnya dalam kelahiran baru, pengudusan,
dsb, Allah bekerja secara aktif). Dengan kasih karuniaNya, Allah
mengekang / menahan manusia sehingga tidak berbuat dosa. Pada saat Allah
menghendaki dosa terjadi (sesuai dengan RencanaNya), maka Ia mengangkat kasih
karuniaNya itu, dan dosapun terjadi.
Perhatikan istilah ‘Allah menyerahkan’
dalam Ro 1:24,26,28 (bdk. Maz 81:12-13). Ini menunjukkan bahwa Allah
mencabut kasih karunia-Nya yang tadinya menahan manusia untuk berbuat dosa, dan
karena itu dosapun terjadi.
Lihat juga Kis 14:16 yang berbunyi: ‘Dalam
zaman yang lampau Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya
masing-masing’.
b) Allah menggunakan ‘second causes’
(= penyebab-penyebab kedua), misalnya:
- setan.
Contoh:
o
Ayub 1:15,17
o
1Sam 16:14
o
1Raja-raja 22:19-23
o
1Taw 21:1 & 2Sam 24:1
- manusia.
Contoh:
o
1Raja-raja 22:19-23
o
Mat 24:4-5
Kedua point di atas (Allah pasif dan adanya
penggunaan ‘second causes’) menyebabkan Allah bukanlah pencipta dosa
(God is not the author of sin).
c) Istilah ‘Allah mengijinkan’.
- Banyak orang menggunakan istilah ini untuk melindungi kesucian Allah. Tetapi kalau ‘penentuan Allah tentang terjadinya dosa’ dianggap sebagai dosa, maka ‘pemberian ijin dari Allah sehingga dosa terjadi’ juga harus dianggap sebagai dosa (dosa pasif). Sama halnya kalau saya membunuh orang maka itu adalah dosa (dosa aktif). Tetapi kalau saya membiarkan / mengijinkan seseorang bunuh diri, padahal saya bisa mencegahnya, maka saya juga berdosa (dosa pasif) - bdk. Yak 4:17!
- Istilah ‘Allah mengijinkan’ boleh digunakan, tetapi artinya harus benar. Ini tidak berarti bahwa sebetulnya Allah merencanakan seseorang berbuat baik / tidak berbuat dosa, tetapi karena orangnya memaksa berbuat dosa, maka Allah mengijinkan. Kalau diartikan seperti ini, maka itu berarti bahwa Rencana Allah sudah gagal, dan ini bertentangan dengan point II,A dan II,B di atas. ‘Allah mengijinkan’ berarti bahwa Allah bekerja secara pasif dan Ia menggunakan second causes, tetapi dosa yang diijinkan itu pasti terjadi, persis sesuai dengan rencana Allah! Jadi digunakannya istilah ‘Allah mengijinkan’ hanyalah karena dalam pelaksanaannya Allah bekerja secara pasif dan menggunakan second causes.
3) Ayat-ayat Kitab Suci yang menunjukkan hubungan Providence
& dosa:
- Kej 45:5-8 - khususnya perhatikan kata-kata ‘Allah menyuruh aku mendahului kamu’ (ay 5,7) dan ‘bukan kamu yang menyuruh aku ke sini tetapi Allah’ (ay 8). Bdk. Maz 105:17 - ‘diutusNyalah seorang mendahului mereka: Yusuf, yang dijual sebagai budak’.
Semua ini menunjukkan bahwa penjualan Yusuf ke
Mesir, yang jelas adalah suatu dosa, merupakan pekerjaan Allah, yang melakukan
semua itu untuk melaksanakan rencana tertentu.
Dalam tafsirannya tentang bagian ini, Calvin
berkata:
"Good men are ashamed to confess, that
what men undertake cannot be accomplished except by the will of God; fearing
lest unbridled tongues should cry out immediately, either that God is the author
of sin, or that wicked men are not to be accused of crime, seeing they fulfil
the counsel of God. But although this sacrilegious fury cannot be effectually
rebutted, it may suffice that we hold it in detestation. Meanwhile, it is right
to maintain, what is declared by the clear testimonies of Scripture, that
whatever men may contrive, yet, amidst all their tumult, God from heaven
overrules their counsels and attempts; and, in short, does, by their hands, what
he himself decreed" (= Orang-orang saleh malu mengakui, bahwa apa yang
manusia lakukan tidak bisa tercapai kecuali oleh kehendak Allah; karena mereka
takut bahwa lidah-lidah yang tidak dikekang akan segera berteriak, bahwa Allah
adalah pencipta dosa, atau bahwa orang jahat tak boleh dituduh karena
kejahatannya, mengingat mereka menggenapi rencana Allah. Tetapi sekalipun
kemarahan yang tidak senonoh ini tidak bisa dibantah secara efektif, cukuplah
kalau kita menganggapnya sebagai sesuatu yang menjijikkan. Sementara itu, adalah
benar untuk mempertahankan, apa yang dinyatakan oleh kesaksian yang jelas dari
Kitab Suci, bahwa apapun yang manusia usahakan / rencanakan, tetapi
ditengah-tengah segala keributan mereka, Allah dari surga menguasai rencana dan
usaha mereka, dan, singkatnya, melakukan dengan tangan mereka apa yang Ia
sendiri tetapkan).
Calvin melanjutkan dengan berkata:
"Good men, who fear to expose the
justice of God to the calumnies of the impious, resort to this distinction, that
God wills some things, but permits others to be done. As if,
truly, any degree of liberty of action, were he to cease from governing, would
be left to men. If he had only permitted Joseph to be carried into Egypt,
he had not ordained him to be the minister of deliverance to his father
Jacob and his sons; which he is now expressly declared to have done. Away, then,
with that vain figment, that, by the permission of God only, and not by
his counsel or will, those evils are committed which he afterwards
turns to a good account" (= Orang-orang saleh, yang takut membuka
keadilan Allah terhadap fitnahan dari orang-orang jahat, memutuskan untuk
mengadakan pembedaan ini, yaitu bahwa Allah menghendaki beberapa hal,
tetapi mengijinkan hal-hal yang lain untuk dilakukan. Seakan-akan ia
berhenti dari tindakan memerintah, dan memberikan kebebasan bertindak tertentu
kepada manusia. Jika Ia hanya mengijinkan Yusuf untuk dibawa ke Mesir, Ia
tidak menetapkannya untuk menjadi pembebas bagi ayahnya Yakub dan
anak-anaknya; yang dinyatakan secara jelas telah dilakukannya. Maka
singkirkanlah isapan jempol yang sia-sia yang mengatakan bahwa hanya karena ijin
Allah, dan bukan karena rencana atau kehendakNya, hal-hal yang
jahat itu dilakukan yang setelah itu ia balikkan menjadi sesuatu yang baik).
- Kej 50:19-20 secara explicit menunjukkan bahwa sekalipun saudara-saudara Yusuf mereka-rekakan / memaksudkan yang jahat terhadap Yusuf, tetapi Allah telah mereka-rekakannya / memaksudkannya untuk kebaikan! Jadi, jelas bahwa Allah bekerja menggunakan dosa dari saudara-saudara Yusuf demi kebaikan Yusuf / Israel.
Dalam tafsirannya tentang bagian ini, Calvin
berkata:
"The selling of Joseph was a crime
detestable for its cruelty and perfidy; yet he was not sold except by the decree
of heaven. For neither did God merely remain at rest, and by conniving for a
time, let loose the reins of human malice, in order that afterwards he might
make use of this occasion; but, at his own will, he appointed the order of
acting which he intended to be fixed and certain. Thus we may say with truth and
propriety, that Joseph was sold by the wicked consent of his brethren, and by
the secret providence of God" (= Penjualan terhadap Yusuf adalah suatu
kejahatan yang menjijikkan karena kekejaman dan pengkhianatannya; tetapi ia
tidak dijual kecuali oleh ketetapan dari surga. Karena Allah bukannya
semata-mata berdiam diri, dan sambil menutup mata / pura-pura tidak melihat
untuk sementara waktu, melepaskan kendali terhadap keinginan jahat manusia,
supaya setelah itu ia bisa menggunakan kejadian ini; tetapi, pada kehendakNya
sendiri, Ia menetapkan urut-urutan tindakan yang Ia maksudkan untuk menjadi
tetap dan tertentu. Jadi kita bisa berkata dengan benar dan tepat, bahwa Yusuf
dijual oleh persetujuan jahat dari saudara-saudaranya, dan oleh providensia
rahasia dari Allah).
- Kel 1:8-10 bdk. Maz 105:25. Jelas dikatakan bahwa Tuhanlah yang mengubah hati orang Mesir untuk membenci Israel, supaya dengan demikian rencanaNya bisa terlaksana.
- Kel 4:21 7:3,22 8:15,19,32 9:12 9:15-16 (bdk. Ro 9:15-18) 9:34-35 10:1-2,20,27 11:10 14:4,8,17. Berulang kali dikatakan bahwa Allah mengeraskan hati Firaun! Dan itulah yang menyebabkan hati Firaun menjadi keras. Bahkan setelah Firaun terpaksa membiarkan Israel meninggalkan Mesir, Tuhan lalu bekerja mengeraskan hati Firaun, sehingga ia memerintahkan tentaranya untuk mengejar Israel. Tujuan Allah ialah supaya baik Israel maupun Mesir bisa melihat kuasaNya (Kel 10:1-2 14:4,17-18,30-31).
- Ul 2:30 - Allah mengeraskan hati Sihon supaya bisa menyerahkannya ke tangan Israel.
- Yosua 11:20 - Allah mengeraskan hati orang Kanaan supaya mereka tidak dikasihani tetapi ditumpas.
- Hakim-hakim 9:22-24,56-57 - Allah membangkitkan semangat jahat dalam diri orang-orang tertentu supaya Ia bisa menghukum mereka (ay 23)!
- Hakim-hakim 14:3-4 - Simson mau kawin dengan orang Filistin / kafir, dan hal itu datang dari Tuhan, karena Tuhan menghendaki Simson mencari gara-gara terhadap orang Filistin!
- 1Sam 2:25b - Tuhan bekerja sehingga anak-anak Eli tidak menuruti nasehat ayahnya (Catatan: ini adalah dosa!) karena Tuhan hendak membunuh mereka.
- 2Sam 12:11 bdk. 2Sam 16:20-23 - Tuhan bekerja sehingga Absalom tidur dengan gundik-gundik Daud.
- 2Sam 16:10-11 - Tuhan ‘menyuruh’ (= bekerja sehingga) Simei mengutuki Daud.
- 2Sam 24:1 bdk. 1Taw 21:1.
Dua bagian Kitab Suci ini akan bertentangan
kecuali kita menafsirkan Allah sebagai first cause (= penyebab pertama),
dan setan sebagai second cause (= penyebab kedua) dari peristiwa sensus
ini.
Catatan: Orang yang menolak doktrin Providence
of God yang diajarkan oleh orang Reformed / Calvinist ini pasti akan
kesulitan untuk mengharmoniskan 2 bagian Kitab Suci yang kelihatannya
bertentangan ini!
- 1Raja-raja 11:14,23 - Tuhan membangkitkan lawan-lawan untuk memberontak terhadap Salomo.
- 1Raja-raja 12:15,24 (2Taw 10:15 11:4) - Tuhan bekerja sehingga Rehabeam menolak nasehat yang baik dari tua-tua, karena Tuhan mau memecah Israel.
- 1Raja-raja 22:20-23 (2Taw 18:19-22) - Tuhan ‘kongkalikong’ dengan setan? Ini lagi-lagi menunjukkan Tuhan sebagai first cause dan setan sebagai second cause pada peristiwa penyesatan oleh nabi-nabi palsu terhadap Ahab.
- 2Raja-raja 19:25 - Tuhan mewujudkan ketetapan / rencanaNya tentang penghancuran Israel / Yerusalem.
- 1Taw 10:4,14 - sekalipun Saul bunuh diri, tetapi tetap dikatakan bahwa ‘Tuhan yang membunuh dia’ (ay 14).
- 2Taw 21:16-17 - Tuhan menggerakkan hati orang Filistin dan Arab untuk melawan Yoram.
- 2Taw 25:16,20 - penolakan Amazia terhadap nasehat nabi membuat nabi itu yakin / tahu bahwa Allah telah menentukan supaya Amazia tidak mendengarkan nasehatnya, karena Allah hendak menyerahkan-nya ke tangan Yoas.
- 2Taw 36:17 - Tuhan menggerakkan raja orang Kasdim untuk meng-hancurkan Yehuda.
- Ayub 1:21 42:11b - Semua malapetaka yang dialami Ayub adalah pekerjaan Tuhan.
- Amsal 16:4 - Tuhan membuat orang fasik untuk hari malapetaka!
- Yes 10:5-7,12,15,22,23 - Penindasan oleh Asyur terhadap Yehuda merupakan pekerjaan Tuhan yang menggunakan Asyur sebagai ‘cambuk murka / tongkat amarah’ (ay 5). Padahal penindasan itu sendiri adalah dosa, dan karena itu akhirnya Asyur dihukum oleh Tuhan (ay 12).
- Yes 63:17a - "Ya TUHAN, mengapa Engkau biarkan kami sesat dari jalanMu, dan mengapa Engkau tegarkan hati kami, sehingga tidak takut kepadaMu?".
- Yer 19:7-9 - Tuhan membuat orang Yehuda mati oleh pedang lawan, dan Tuhan membuat mereka memakan anak dan temannya sendiri! Perbuatan kanibal ini datang dari Tuhan!
- Yer 25:9-12 - Tuhan bekerja sehingga Babilonia menghancurkan Yehuda.
- Yer 43:10-11 - Tuhan bekerja menggunakan Babilonia untuk menghancurkan Mesir.
- Yer 47:6-7 - Tuhan menyuruh pedang Firaun untuk membunuhi orang Filistin.
- Yer 50:9 - Tuhan menggerakkan bangsa-bangsa besar dari Utara untuk menghancurkan Babel.
- Ratapan 2:6 - Tuhan menjadikan orang lupa akan perayaan dan sabat!
- Yeh 14:9 - kalau nabi palsu membiarkan dirinya tergoda dengan me-ngatakan suatu ucapan, maka Tuhan yang menggoda nabi palsu itu.
- Hab 1:6,12 - Tuhan membangkitkan orang Kasdim untuk membunuh / menyiksa.
- Zakh 14:2 - Tuhan bekerja mengumpulkan segala bangsa untuk me-merangi mereka, dan melakukan perampokan dan pemerkosaan.
- Mat 11:25,26,27b - Tuhan menyembunyikan Injil terhadap orang pan-dai. Ini membuat mereka tidak mungkin bisa percaya kepada Kristus.
- Mark 4:11-12 Yoh 12:39-40 - Tuhan bekerja sehingga nubuat Yesaya terjadi.
- Kis 2:23 4:27-28 - Tuhan bekerja sehingga pembunuhan / penyaliban terhadap Yesus yang sudah Ia tetapkan, terlaksana.
- Ro 11:7-8,25b - Orang-orang menjadi tegar karena Allah membuat mereka tertidur, memberi mata / telinga yang tidak dapat melihat / mendengar. Jelas bahwa ketegaran mereka merupakan pekerjaan Tuhan.
- Ro 11:32 berkata bahwa Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahanNya atas mereka semua!
- 2Tes 2:10-11 - Allah mendatangkan kesesatan atas mereka yang menyebabkan mereka percaya akan dusta!
- Wah 17:17 (NIV) - "For God has put it into their hearts to accomplish his purpose by agreeing to give the beast their power to rule, until God’s words are fulfilled" (= Karena Allah telah memasukkan hal itu kedalam hati mereka untuk melaksanakan tujuanNya dengan menyetujui untuk memberikan binatang itu kuasa untuk memerintah, sampai firman Allah tergenapi).
Ini menunjukkan bahwa Allah bekerja sehingga
orang-orang itu mau tunduk kepada binatang itu!
Kalau saudara betul-betul ingin mengetahui
apakah doktrin Providence of God ini betul-betul merupakan ajaran Kitab
Suci, bacalah semua ayat-ayat di atas ini dengan teliti!
4) Sekalipun ada dosa dalam Providence of
God, itu tentu tidak berarti bahwa dosa itu merupakan tujuan akhir dari
Allah. Kalau Allah menetapkan terjadinya dosa dan lalu melaksanakan rencanaNya
itu, maka tentu Ia mempunyai tujuan yang baik.
Ayat-ayat Kitab Suci yang menunjukkan hal itu:
- Ro 3:5 - ‘... ketidakbenaran kita menunjukkan kebenaran Allah’.
- Ro 3:7 - ‘... kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaanNya’.
- Ro 5:20b - ‘di mana dosa bertambah banyak di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah’.
- Ro 11:32 - ‘Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahanNya atas mereka semua’.
Kata-kata ‘telah mengurung semua orang dalam
ketidaktaatan’ menunjukkan bahwa dalam Providence of God ada dosa, dan
kata-kata ‘supaya Ia dapat menunjukkan kemurahanNya atas mereka semua’
menunjukkan adanya tujuan yang baik di dalam semua itu.
- 1Tim 1:13-16, khususnya ay 16nya, menunjukkan bahwa kebejadan Paulus sebelum ia menjadi kristen justru akhirnya menjadi suatu contoh bagi orang bejad lainnya. Tentu saja bukan supaya mereka meniru kebejadan itu, tetapi supaya mereka melihat dalam diri Paulus bahwa orang bejadpun bisa diampuni asal mau percaya kepada Yesus. Dengan dermikian ini menjadi suatu dorongan bagi orang-orang bejad yang lain untuk percaya kepada Yesus, dan sekaligus menjadi suatu jaminan bahwa kalau mereka mau percaya kepada Yesus, maka sama seperti Paulus merekapun akan diampuni.
- Adanya dosa memang menunjukkan kasih / kemurahan Allah secara lebih menyolok, karena kalau tidak ada dosa, kita tidak bisa melihat bagaimana Allah mengampuni manusia berdosa melalui salib.
- Adanya dosa juga menunjukkan kesabaran Allah, yang tidak langsung menghukum pada waktu melihat dosa (bdk. Ro 2:4).
- Adanya dosa juga lebih bisa menunjukkan keadilan dan kesucian Allah.
Jadi jelas dari semua contoh di atas ini bahwa
dosa akhirnya memang bisa membawa kemuliaan bagi Allah!
Catatan: Tetapi awas, ini tak berarti
kita boleh / harus berbuat dosa untuk bisa memuliakan Allah (bdk. Ro 3:7-8 Ro
6:1-2,12-14).
V) Providence dan tanggung jawab
manusia:
Adanya Rencana Allah dan Providence of God
tidak membuang tanggung jawab manusia.
Alasannya:
1) Kita harus hidup sesuai dengan kehendak Allah
yang dinyatakan kepada kita (yaitu Firman Tuhan), bukan berdasarkan kehendak
Allah yang tersembunyi / yang tidak kita ketahui.
Ul 29:29 - "Hal-hal yang tersembunyi
ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi
kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala
perkataan hukum Taurat ini".
Charles Haddon Spurgeon:
"Let the providence of God do what it
may, your business is to do what you can" (= Biarlah providensia Allah
melakukan apapun, urusanmu adalahm melakukan apa yang kamu bisa) - ‘Spurgeon’s
Expository Encyclopedia’, vol 7, hal 43.
Contoh: Tuhan sudah menentukan / memilih
orang-orang tertentu untuk selamat (Ef 1:4,5,11) dan orang-orang tertentu
untuk binasa / masuk neraka (Yoh 17:22 Ro 9:22), tetapi kita / manusia
tidak tahu siapa yang dipilih untuk selamat dan siapa yang dipilih untuk binasa.
Jadi itu adalah kehendak Allah yang tersembunyi dan tidak boleh kita jadikan
dasar / pedoman hidup kita, misalnya dengan berpikir / bersikap seperti ini:
- sekarang ini saya tak perlu percaya kepada Yesus. Kalau saya memang ditentukan selamat, nanti pasti akan percaya dengan sendirinya.
- mungkin orang itu bukan orang pilihan, sehingga hanya membuang-buang waktu dan tenaga untuk menginjili dia. Biarkan saja dia, kalau ternyata dia orang pilihan, toh nanti akan percaya dengan sendirinya.
Kita harus hidup berdasarkan Firman Tuhan
(kehendak Allah yang dinya-takan bagi kita), misalnya:
- Kis 16:31 - perintah untuk percaya kepada Yesus.
- Mat 28:19-20 - perintah untuk memberitakan Injil kepada semua orang.
2) Sekalipun Allah menentukan dan mengatur
terjadinya dosa, tetapi pada saat dosa itu terjadi, manusia melakukan dosa itu
dengan kemauannya sendiri! Ini menunjukkan bahwa kebebasan manusia tidak
dibuang!
Contoh:
- Kel 7:3,13 - Allah mengeraskan hati Firaun, tetapi Firaun juga mengeraskan hatinya sendiri.
- Ul 2:30 - Allah mengeraskan hati Sihon, tetapi Sihon juga mengeraskan hatinya sendiri.
- Ayub 1:15,17,21 - Ayub berkata bahwa ‘Tuhan yang mengambil’; tetapi orang-orang Syeba dan Kasdim melakukan hal itu dengan kemauan mereka sendiri.
- Yes 10:5-7 - Asyur adalah alat Tuhan, tetapi Asyur melakukan sendiri dengan motivasi lain.
- Yer 25:9-12 - Allah menggunakan Nebukadnezar, tetapi ia dihukum oleh Allah karena hal itu.
Charles Haddon Spurgeon: (tentang tentara
yang tak mematahkan kaki Kristus tetapi menusuk Kristus dengan tombak)
"They acted of their own free will, and
yet at the same time they fulfilled the eternal counsel of God. Shall we never
be able to drive into men’s mind the truth that predestination and free agency
are both facts? Men sin as freely as birds fly in the air, and they are
altogether responsible for their sin; and yet everything is ordained and
foreseen of God. The fore-ordination of God in no degree interferes with the
responsibility of man. I have often been asked by persons to reconcile the two
truths. My only reply is - They need no reconciliation, for they never fell out.
Why should I try to reconcile two friends? Prove to me that the two truths do
not agree. In that request I have set you a task as difficult as that which you
propose to me. These two facts are parallel lines; I cannot make them unite, but
you cannot make them cross each other" (= Mereka bertindak dengan
kehendak bebas mereka, tetapi pada saat yang sama mereka menggenapi rencana yang
kekal dari Allah. Apakah kita tidak akan pernah bisa menancapkan ke dalam
pikiran manusia kebenaran bahwa predestinasi dan kebebasan agen / manusia
dua-duanya merupakan fakta? Manusia berbuat dosa sebebas burung-burung yang
terbang di udara, dan mereka semuanya bertanggung jawab untuk dosa mereka;
tetapi segala sesuatu ditetapkan dan dilihat lebih dulu oleh Allah. Penetapan
lebih dulu dari Allah sama sekali tidak mengganggu tanggung jawab manusia. Saya
sering ditanya oleh orang-orang untuk mendamaikan dua kebenaran ini. Jawaban
saya hanyalah - Mereka tidak membutuhkan pendamaian, karena mereka tidak pernah
bertengkar. Mengapa saya harus mendamaikan 2 orang sahabat? Buktikan kepada saya
bahwa dua kebenaran itu tidak setuju / cocok. Dalam permintaan itu saya telah
memberimu suatu tugas yang sama sukarnya seperti yang kaukemukakan kepada saya.
Kedua fakta ini adalah garis-garis yang paralel; saya tidak bisa membuat mereka
bersatu, tetapi engkau tidak bisa membuat mereka bersilangan) - ‘A
Treasury o f Spurgeon on The Life and Work of Our Lord, vol VI - The Passion and
Death of Our Lord’, hal 670-671.
Ini semua menyebabkan manusia tetap bertanggung
jawab atas dosa-dosanya, dan ini membedakan manusia dari robot / wayang.
Ini menyebabkan Calvinism / Reformed berbeda
dengan Fatalism maupun Hyper-Calvinism, yang karena percaya bahwa Allah
telah menetapkan segala sesuatu, lalu hidup secara apatis / acuh tak acuh / tak
bertanggung jawab!
VI) Keberatan / serangan terhadap doktrin
ini:
1) Manusia menjadi seperti robot / wayang.
Jawab: Lihat point V di atas.
2) Kalau Allah sudah menetapkan segala sesuatu,
bagaimana mungkin manusia masih bisa mempunyai kebebasan, dan bahkan harus
bertanggung jawab atas dosanya?
Jawab:
a) Terus terang, tidak ada orang yang bisa
mengharmoniskan 2 hal yang kelihatannya bertentangan ini. Orang Reformed hanya
melihat bahwa 2 hal itu sama-sama diajarkan oleh Kitab Suci, tetapi Kitab Suci
tidak pernah mengharmoniskannya. Karena itu orang Reformed juga mengajarkan
kedua hal itu, tanpa bisa mengharmoniskannya.
Loraine Boettner:
"But while the Bible repeatedly
teaches that this providential control is universal, powerful, wise, and holy,
it nowhere attempts to inform us how it is to be reconciled with man’s free
agency" (= Tetapi sementara Alkitab berulangkali mengajar bahwa
penguasaan providence ini bersifat universal, berkuasa, bijaksana, dan suci,
Alkitab tidak pernah berusaha untuk memberi informasi kepada kita tentang
bagaimana hal itu bisa diperdamaikan / diharmoniskan dengan kebebasan manusia)
- Loraine Boettner, ‘The Reformed Doctrine of Predestination’, hal
38.
Charles Haddon Spurgeon:
"man, acting according to the device
of his own heart, is nevertheless overruled by that sovereign and wise
legislation ... How these two things are true I cannot tell. ... I am not sure
that in heaven we shall be able to know where the free agency of man and the
sovereignty of God meet, but both are great truths. God has predestinated
everything yet man is responsible" (= manusia, bertindak sesuka
hatinya, bagaimanapun dikalahkan / dikuasai oleh pemerintahan yang berdaulat dan
bijaksana ... Bagaimana dua hal ini bisa benar saya tidak bisa mengatakan. ...
Saya tidak yakin bahwa di surga kita akan bisa mengetahui dimana tindakan bebas
manusia dan kedaulatan Allah bertemu, tetapi keduanya adalah kebenaran yang
besar. Allah telah mempredestinasi-kan segala sesuatu tetapi manusia
bertanggungjawab) - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol
7, hal 10.
Charles Hodge:
"God can control the free acts
of rational creatures without destroying either their liberty or their
responsibility" (= Allah bisa mengontrol tindakan-tindakan bebas
dari makhluk-makhluk rasionil tanpa menghancurkan kebebasan ataupun tanggung
jawab mereka) - ‘Systematic Theology’, vol II, hal 332.
Saya berpendapat bahwa bagian yang harus
diperhatikan dalam kata-kata Charles Hodge ini adalah ‘God can’ (=
Allah bisa).
Kalau saya membuat film, maka saya akan menyusun
naskah, dimana setiap pemain sudah ditentukan harus bertindak apa atau berkata
apa. Tetapi selalu ada sedikit kebebasan bagi para pemain. Kalau saya tidak
memberikan kebebasan sama sekali, maka para pemain itu akan menjadi robot, yang
tidak lagi mempunyai kebebasan apapun.
Tetapi Allah berbeda dengan saya atau dengan
manusia lain. Allah bisa menentukan dan mengontrol segala sesuatu sampai detail-detail
yang sekecil-kecilnya, tanpa menghancurkan kebebasan manusia! Bagaimana Ia bisa
melakukan hal itu, merupakan suatu mystery bagi kita, tetapi yang jelas Kitab
Suci menunjukkan bahwa Allah memang menentukan dan menguasai segala sesuatu,
tetapi manusia tetap mempunyai kebebasan.
b) Dalam hal yang lain, kita juga melihat hal
yang sama. Misalnya: kita percaya bahwa Allah itu maha kasih dan mahatahu.
Tetapi kita juga percaya bahwa Allah menciptakan neraka dan orang tertentu yang
Ia tahu bakal masuk ke neraka. Kalau memang Ia maha kasih dan maha tahu, mengapa
Ia tidak hanya menciptakan orang yang akan masuk ke surga? Saya yakin
tidak ada orang yang mengharmoniskan 2 hal itu, tetapi toh semua orang kristen
percaya dan mengajarkan ke 2 hal itu, karena Kitab Suci memang jelas mengajarkan
kedua hal itu. Lalu mengapa dalam hal doktrin Providence of God ini kita tidak
mau bersikap sama?
3) Bagaimana Allah yang maha suci bisa menciptakan
dosa?
Jawab:
a) Allah memang menetapkan terjadinya dosa dan
mengatur sehingga dosa terjadi, tetapi Allah bukan pencipta dosa. Lihat point
IV, 2, a,b di atas.
b) Dalam menetapkan dan mengatur terjadinya dosa
Allah mempunyai tujuan yang baik. Lihat point IV, 4 di atas.
4) Ada banyak orang yang keberatan dengan
diajarkannya doktrin ini karena bisa menimbulkan tanggapan yang negatif,
misalnya malah berbuat dosa karena toh sudah ditentukan, marah kepada Allah
sebagai penentu penderitaan kita, malas berdoa / memberitakan Injil karena semua
toh sudah ditentukan, dsb.
Jawab:
Harus diakui bahwa tanggapan salah seperti itu
bisa saja terjadi, tetapi itu adalah kesalahan orang yang mendengar ajaran ini!
Jangan lupa bahwa Injilpun bisa menimbulkan tanggapan yang negatif. Misalnya:
Kalau ada orang yang mendengar bahwa Yesus sudah mati untuk menebus
dosa-dosanya, baik yang dulu, yang sekarang, maupun yang akan datang, maka bisa
saja ia lalu malah berbuat dosa karena toh sudah dibayar / ditebus oleh Yesus.
Lalu, apakah Injil sebaiknya tidak diajarkan karena bisa menimbulkan tanggapan
negatif seperti ini?
John Murray berkata:
"... perversion does not refute the
truth of the doctrine perverted" (= penyim-pangan tidak menyangkal
kebenaran dari doktrin yang disimpangkan) - ‘Collected Writings of John
Murray’, vol II, hal 87.
VII) Guna doktrin ini bagi kita:
Doktrin ini mempunyai banyak manfaat yang penting
dalam hidup kita, seperti:
1) Pada saat kita mengalami penderitaan, kesedihan
dsb, kita harus ingat bahwa segala sesuatu terjadi karena kehendak / Rencana
Allah, dan kita juga harus percaya bahwa semua itu terjadi untuk kebaikan kita
yang adalah anak-anakNya / orang pilihanNya (Ro 8:28). Ini akan merupakan
penghiburan yang luar biasa di tengah-tengah segala penderitaan / kesedihan.
John Owen:
"Amidst all our afflictions and
temptations, under whose pressure we should else faint and despair, it is no
small comfort to be assured that we do nor can suffer nothing but what his hand
and counsel guides unto us, what is open and naked before his eyes, and whose
end and issue he knoweth long before; which is a strong motive to patience, a
sure anchor of hope, a firm ground of consolation" (= Di tengah-tengah
semua penderitaan dan pencobaan, yang tekanannya bisa membuat kita lemah / takut
dan putus asa, bukan penghiburan kecil untuk yakin bahwa kita tidak bisa
menderita apapun kecuali apa yang tangan dan rencanaNya pimpin kepada kita, apa
yang terbuka dan telanjang di depan mataNya, dan yang akhirnya dan hasilnya Ia
ketahui jauh sebelumnya; yang merupakan motivasi yang kuat pada kesabaran,
jangkar pengharapan yang pasti, dasar penghiburan yang teguh) - ‘The
works of John Owen’, vol 10, hal 29.
2) Dalam keadaan bahaya / kritis, doktrin ini
memberikan ketenangan kepada kita karena kalau kita yakin bahwa Allah mengontrol
segala sesuatu maka kita tidak perlu kuatir terhadap apapun juga.
3) Pada saat kita mendapat perlakuan yang tidak
menyenangkan dari orang lain, kita bisa lebih mengampuni dan tidak mendendam,
kalau kita mengingat bahwa dibalik semua itu ada Rencana Allah dan Providence
of God.
Contoh:
- Yusuf dalam Kej 45:5,7,8 Kej 50:20
- Ayub dalam Ayub 1:21
- Daud dalam 2Sam 16:5-11
- Yesus dalam Yoh 18:11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar