Kita akan belajar Firman Tuhan hari ini dari satu bagian Alkitab yang terus terang membingungkan banyak orang. Apa yang dibingungkan dan mengapa harus bingung? Kita akan melihatnya dalam pembahasan khotbah ini. Mari kita membaca teks yang akan kita bahas ini.
Mat 10:32-36 - “(32)
Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan
mengakuinya di depan BapaKu yang di sorga. (33) Tetapi barangsiapa
menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan
Bapa-Ku yang di sorga.’ (34) ‘Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang
untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai,
melainkan pedang. (35) Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari
ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu
mertuanya, (36) dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya”.
Konteks
bacaan kita sejak Matius pasal 10:1 adalah tentang pemberitaan Injil.
Ini dimulai sejak pasal 10:1-4 di mana Yesus memanggil kedua belas
rasul, lalu mengutus mereka (10:5-15). Dalam pengutusan itu, Ia juga
memberikan pesan-pesan kepada murid-murid-Nya itu (10:16-42). Karena itu
bacaan kita (10:32-36) adalah sebagian pesan Yesus kepada
murid-murid-Nya yang diutus-Nya untuk memberitakan Injil. Maka
pemberitaan Injil adalah konteks secara umum dari Matius 10 ini. Dalam
pasal 10:16-46 ini ada banyak hal yang Yesus bicarakan berkaitan dengan
pemberitaan murid-murid, tetapi kita tidak akan membahas itu semua. Kita
hanya akan mengkonsentrasikan pembahasan kita pada ayat 32-36 saja yang
sudah kita baca. Dalam ayat yang kita baca, Yesus sesungguhnya
membicarakan 2 hal penting :
I. MASALAH PENGAKUAN TERHADAP YESUS
Hal pertama yang dibicarakan Yesus dalam ayat bacaan kita adalah masalah pengakuan terhadap diri-Nya di hadapan manusia.
Mat 10:32-33 - (32) Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan BapaKu yang di sorga. (33) Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan BapaKu yang di sorga.
Di
sini kita bisa melihat adanya tuntutan yang sangat keras dari Yesus.
Kita bukan hanya tidak boleh menyangkal Kristus (ay 33), tetapi kita
juga harus mengakui Kristus di depan manusia (ay 32). Bandingkan :
Rom 10:9-10 - (9) Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu,
bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah
membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.
(10) Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan”.
Jadi
di sini terlihat ada tuntutan untuk mengakui Yesus di depan manusia.
Keharusan mengakui Yesus di depan manusia jelas bisa menyebabkan
terjadinya penderitaan sama seperti keharusan memberitakan Injil.
Andaikata kita boleh menjadi pengikut Yesus tanpa harus mengakui Yesus
di depan manusia, maka kita aman. Lihatlah contoh-contoh
orang yang mau ikut Yesus atau percaya pada Yesus tetapi tidak mau
mengakui di depan umum seperti Nikodemus dan Yusuf dari Arimatea.
Yoh 19:38-39 – (38) Sesudah itu Yusuf dari Arimatea -- ia murid Yesus, tetapi sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi -- meminta kepada Pilatus, supaya ia diperbolehkan menurunkan mayat Yesus. Dan Pilatus meluluskan permintaannya itu. Lalu datanglah ia dan menurunkan mayat itu. (39) Juga Nikodemus datang ke situ. Dialah yang mula-mula datang waktu malam kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya.
Juga contoh tentang Petrus (Mat 26:69-75). Masih ada lagi contoh lain yakni pemimpin-pemimpin Yahudi tertentu.
Yoh 12:42-43 - “(42) Namun banyak juga di antara pemimpin yang percaya kepadaNya, tetapi oleh karena orang-orang Farisi mereka tidak mengakuinya berterus terang, supaya mereka jangan dikucilkan. (43) Sebab mereka lebih suka akan kehormatan manusia dari pada kehormatan Allah”.
Tetapi jelas Yesus memberikan tuntutan yang lain. Tuntutan untuk mengakui Dia di depan manusia.
Dalam hidup saudara setiap hari, apakah saudara sering tidak mengakui Yesus di depan manusia? Misalnya malu
berdoa pada waktu makan di tengah-tengah orang kafir, atau kalau
memimpin doa di tengah-tengah orang beragama lain, lalu takut menyebut
nama Yesus / Kristus. Saya sungguh terkesan dengan kebiasaan dari Agnes
Monika yang kalau dia berhasil meraih penghargaan dalam ajang-ajang
bergengsi, dia pasti tidak malu mengungkapkan rasa terima kasihnya pada
Tuhan Yesus Kristus di depan banyak orang yang bukan beragama Kristen.
Demikian juga Igo (juara Indonesian Idol) yang pada saat dinobatkan
sebagai Indonesian Idol, ia tanpa malu mengucapkan syukurnya kepada
Tuhan Yesus Kristus. Ini tentu contoh yang baik dari mereka yang tidak
malu mengakui nama Tuhan di depan orang-orang yang tidak percaya. Ada
banyak orang juga malu mengaku diri sebagai orang Kristen karena takut
hubungan dengan orang lain menjadi rusak, dan banyak contoh lainnya.
Atau juga hanya berdiam diri pada waktu orang berbicara salah tentang
Yesus / kekristenan. Kalau saudara melakukan itu, memang itu akan
menjadikan saudara ‘aman’. Tetapi Yesus tak pernah menghendaki hal ini!
Ia menghendaki saudara mengakui Dia di depan manusia! Ini bisa
menyebabkan kita dihina, diejek, dikucilkan, bahkan dianiaya / dibunuh!
Tetapi itu adalah harga yang harus dibayar dari tuntutan Kristus ini.
Jadi kita tidak boleh menyangkal Dia di hadapan manusia. Tetapi banyak
orang melakukan hal ini. William Barclay berkata bahwa ada macam-macam
cara kita bisa menyangkal / tidak mengakui Yesus.
- Kita bisa menyangkal Kristus dengan kata-kata kita.
Ini persis seperti yang dilakukan Petrus. Perhatikan :
Mat 26:71-72 – (71)
Ketika ia pergi ke pintu gerbang, seorang hamba lain melihat dia dan
berkata kepada orang-orang yang ada di situ: "Orang ini bersama-sama
dengan Yesus, orang Nazaret itu." (72) Dan ia menyangkalnya pula dengan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu."
Ada
banyak pengalaman orang menyangkal Yesus secara langsung seperti ini.
Seorang Kriosten di Rusia di sekap di dalam penjara bawah tanah. Ia
disiksa dan dianiaya tetapi ia tetap bertahan hingga saat di mana ia
dipaksa untuk membuang air besar dan memakan kembali ”kotorannya”
sendiri. Ia akhirnya menyangkali imannya dan ketika teman-temannya
menyuruhnya untuk tetap setia dan bertahan, ia berkata ”saya sudah lebih menderita dari Yesus Kristus”. Bagaimana dengan saudara? Ingat pada saat masa ”Great Trubullation” nanti dikatakan bahwa penderitaan yang akan dialami orang percaya sangat hebat.
Mat 24:21 - Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi.
Ini berarti bahwa penderitaannya akan sangat hebat. Beranikah saudara tetap mengakui Yesus saat itu dan tidak menyangkal Dia?
- Kita bisa menyangkal Kristus lewat tindakan kita.
Barclay
lalu menceritakan tentang seorang bernama J.P. Mahaffy yang ketika
ditanya apakah dia seorang Kristen atau bukan, ia menjawab ”Ya, saya seorang Kristen tapi tidak begitu giat”. Barclay
berkata bahwa yang dimaksudkan dengan jawaban ini adalah bahwa meskipun
dia adalah seorang Kristen tetapi kekristenannya sama sekali tidak
diberi peluang untuk mempengaruhi kehidupan sosial serta kenikmatan
hidup yang dimilikinya. Dan kebanyakan kita juga seperti itu bukan?
William Barclay – Seringkali
kita berkata pada orang lain bahwa kita adalah orang Kristen tetapi
kenyataannya kita banyak tidak peduli dengan kekristenan kita. Meskipun
kita mengaku Kristen, tapi kita tidak punya kemauan sama sekali untuk
menunjukkan kekristenan kita, ....”
Kita
bisa mengukur diri kita dengan membandingkan apa yang seharusnya
dilakukan seorang Kristen/pengikut Kristus dan apa yang sudah/sementara
kita lakukan. Misalnya
seorang Kristen / pengikut Kristus seharusnya jujur. Kalau kita tidak
jujur/suka berbohong berarti kita telah menyangkali Kristus dan
kekristenan kita. Dunia bulu tangkis Indonesia pernah mengenal seorang
juara bernama Christian Hadinata. Ada satu cerita menarik tentang
Christian ini. Dalam satu pertandingan final juara dunia bulu tangkis,
ia berhadapan dengan seorang lawan dari negara lain. Dan pertandingan
itu sangat menegangkan ketika point keduanya sama pada angka terakhir
sebelum game. Artinya dalam ”duel” itu siapa yang menang maka dialah
yang akan keluar sebagai juara dunia. Pada saat pertarungan itu berjalan
dnegan sengitnya, tiba-tiba sang lawan melakukan smash dan wasit
mengatakan bahwa smash itu keluar lapangan dan dengan demikian Christian
keluar sebagai juara dunia. Ketika semua penonton sudah bersorak
gembira, tiba-tiba Christian mengadakan protes kepada wasit dan
mengatakan bahwa smash lawannya tadi masuk dan ia melihat dengan jelas
sekali bahwa smash tersebut masuk. Konsekuensi dari kejujuran Christian
ini adalah ia kehilangan gelar juara dunia di mana itu akan beralih
kepada lawannya. Tapi Christian tetap jujur dan dengan demikian lawannya
yang dinobatkan sebagai juara dunia. Insiden itu mendapat perhatian
banyak orang dan ketika akhir pertandingan, seorang wartawan bertanya
kepada Christian, mengapa ia melakukan itu? Dan Christian pun menjawab ”namaku Christian dan aku orang Kristen. Seorang Kristen seharusnya tidak boleh berbohong!”. Ini
jawaban yang luar biasa dan saya kira ini mempermuliakan nama Tuhan.
Andai saja ada banyak orang Kristen seperti ini, sayang bahwa kebanyakan
orang Kristen justru rajin berbohong demi keuntungan dan kemenangan.
Mereka menyangkali Kristus lewat tindakan mereka. Seorang
Kristen/pengikut Kristus harusnya rajin berbakti. Kalau kita hanya
muncul di gereja 2 kali setahun, berarti kita telah menyangkali Kristus
dan kekristenan kita. Seorang Kristen/pengikut Kristus seharusnya tidak
mencuri. Kalau kita ternyata menjadi koruptor di tempat kerja kita,
berarti kita telah menyangkali Kristus dan kekristenan kita. Seorang
Kristen/pengikut Kristus seharusnya mengampuni orang yang bersalah
kepadanya. Kalau kita ternyata membenci dan tidak mengampuni orang lain,
berarti kita telah menyangkali Kristus dan kekristenan kita. Seorang
Kristen/pengikut Kristus harusnya setia melayani. Kalau kita tidak
pernah terlibat di dalam pelayanan kepada Tuhan dan sesama kita, berarti
kita telah menyangkali Kristus dan kekristenan kita. Seorang
Kristen/pengikut Kristus harusnya bertobat dari dosa-dosa kita. Kalau
kita ternyata terus menerus berbuat dosa tanpa niat untuk bertobat
berarti kita telah menyangkali Kristus dan kekristenan kita. Seorang
Kristen seharusnya rajin belajar Firman Tuhan. Kalau kita tidak suka
Firman Tuhan (lebih suka koran, majalah, sinetron, internet, Face Book,
dll), kalau kita tidak suka khotbah lama-lama, kalau kita suka cari
gereja yang khotbahnya 10 menit yang tidak jelas arahnya, berarti kita
telah menyangkali Kristus dan kekristenan kita, dan masih banyak contoh
lainnya. Ini semua adalah bentuk penyangkalan terhadap Kristus dan
kekristenan kita lewat tindakan-tindakan kita. Banyak orang Kristen
jatuh pada penyangkalan seperti ini.
- Kita bisa menyangkal Kristus lewat kediaman kita.
Orang
bisa menyangkal lewat kata-kata, orang bisa menyangkal lewat tindakan,
tapi orang juga bisa menyangkal lewat sikap diam. Penyangkalan dan
penolakan tak selamanya harus diwujudkan lewat kata-kata/tindakan tetapi
bisa juga lewat kediaman. Bayangkan kalau saudara menginap di rumah
orang selama beberapa waktu, orang-orang dalam rumah itu sama sekali
tidak mengusir saudara, mereka tidak menyuruh saudara pulang. Mereka
hanya diam seribu bahasa, tidak berbicara sama sekali dengan saudara.
Kalau saudara waras, saudara akan tahu bahwa mereka sebenarnya menolak
saudara. Mereka menolak saudara bukan dengan kata-kata melainkan dengan
kediaman mereka. Tanpa kita sadari bahwa kita sering menyangkal Kristus
dan kekristenan kita lewat sikap diam kita.
William Barclay – Sebagai
orang Kristen kita mempunyai banyak kesempatan dan peluang untuk
berkata-kata tentang Kristus, untuk menyuarakan suara Kristiani
menentang kejahatan, untuk menunjukkan sikap Kristiani yang tegas dan
mempertahankannya. Tapi kenyataannya kesempatan-kesempatan itu lebih
mudah kita lewatkan dengan diam,bungkam seribu bahasa. Kita diam dan
tidak mengeluarkan kata-kata Kristiani sama sekali. Dan sikap bungkam
atau diam seperti itu adalah suatu penolakan dan pengkhianatan terhadap
Yesus Kristus.
Padahal Firman Tuhan melarang kita diam saat di mana suara kekristenan kita harus dikeluarkan.
1 Tes 5:14 - Kami juga menasihati kamu, saudara-saudara, tegorlah mereka yang hidup dengan tidak tertib, hiburlah mereka yang tawar hati, belalah mereka yang lemah, ....”
Sekarang
pikirkan ini! Pada saat saudara tahu ada ketidakadilan dalam
masyarakat, apakah saudara berani protes atau diam saja? Apakah suara
kekristenan saudara dikeluarkan atau hanya diam? Kalau saudara tahu di
kantor/tempat pekerjaan saudara atau bahkan di gereja ada orang yang
tidak jujur dengan keuangan/korupsi, apakah saudara bersuara atau
memilih diam? Kalau saudara tahu ada orang yang saling menghina, mencaci
maki, membenci dan mendendam, apakah saudara diam saja? Kalau saudara
tahu ada pembantu rumah tangga yang diperlakukan semena-mena, apakah
saudara diam? Kalau saudara tahu ada dosa dan pelanggaran dari
seseorang, apakah saudara memilih diam dengan alasan bukan urusan
saudara? Bandingkan ini dengan sikap Yohanes Pembaptis yang berani
menegor raja Herodes terkait kasus perzinahannya :
Mat 14:4 - Karena Yohanes pernah menegornya, katanya: "Tidak halal engkau mengambil Herodias!"
Juga sikap Paulus ketika menegur Petrus :
Gal 2:14 - Tetapi waktu kulihat, bahwa kelakuan mereka itu tidak sesuai dengan kebenaran Injil, aku berkata kepada Kefas di hadapan mereka semua:
"Jika engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara
Yahudi, bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak
bersunat untuk hidup secara Yahudi?"
Kalau
saudara tahu ada orang yang menyebarkan ajaran sesat, apakah saudara
memilih diam saja dan sabar-sabar saja? Ingat, sikap seperti ini dikecam
oleh Firman Tuhan.
2 Kor 11:4 - Sebab kamu sabar saja,
jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang
telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari
pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah
kamu terima.
Sebaliknya Firman Tuhan justru memuji orang yang tidak dapat sabar terhadap ajaran-ajaran sesat.
Wah 2:2 - Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat,
bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi
yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka
pendusta.
Reformasi
Protestan mencatat bukan hanya nama Martin Luther tetapi juga sejumlah
tokoh yang lain seperti Calvin, Zwenglee dan juga John Wycliffe.
Wycliffe dengan hebat melakukan perlawanan terhadap ajaran-ajaran sesat
dalam Roma Katolik pada saat itu. Akibatnya adalah pihak Katolik
memberikan hukuman baginya.
Konsili Constance (14 Mei 1415) - Konsili
yang kudus ini menyatakan, memutuskan dan memberikan hukuman bahwa John
Wycliffe adalah bidat yang buruk dan ia mati dalam kebidatannya secara
keras kepala. Konsili juga mengutuk orang yang seperti dia dan mengutuk
orang yang mengenangnya. Konsili ini juga menyatakan dan memerintahkan
agar tubuh serta tulangnya, jika itu bisa dibedakan dari tubuh orang
yang setia lainnya, harus dikeluarkan dari tanah, dan ditempatkan jauh
dari penguburan gereja mana pun, sesuai petunjuk peraturan dari hukum. (Foxe’s Book of Martyr, hal. 58).
Dan
masih banyak contoh-contoh lainnya. Dalam kondisi-kondisi semacam ini
kalau kita diam dan tidak mengeluaran suara kekristenan kita maka
sesungguhnya kita telah menyangkal Kristus dan kekristenan kita.
William Barclay – Lebih
banyak jumlah orang kristen menolak dan mengkhianati Kristus dengan
sikap diamnya ketimbang kata-kata yang terucapkan. Di sini tidak berlaku
pepatah yang mengatakan ”Silent is golden” (diam itu emas).
Jika
demikian pengertiannya, sekarang pikirkan apakah saudara juga tergolong
orang yang menyangkal Kristus? Apakah saudara pernah menyangkal
Kristus? Apakah saudara sering menyangkal Kristus? Mungkin saudara tidak
menyangkal-Nya lewat kata-kata tetapi bagaimana dengan tindakan dan
kediaman? Kalau saudara mengakui bahwa saudara juga sudah menyangkal
Yesus/tidak mengakui Yesus, sekarang perhatikan kata-kata Yesus.
Mat 10:32-33 - (32)
Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan
mengakuinya di depan BapaKu yang di sorga. (33) Tetapi barangsiapa
menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan BapaKu yang di sorga.
Jadi
akibat bagi orang yang menyangkal Yesus di depan manusia adalah Yesus
juga kan menyangkalnya di hadapan Bapa di sorga. Apa maksudnya?
Adam Clarke - Hendaklah
diingat, bahwa tidak diakui oleh Kristus berarti tidak mempunyai Dia
sebagai Pengantara ataupun Juruselamat. Menghadap / tampil di hadapan
pengadilan Allah tanpa mempunyai Kristus sebagai pembela kita, dan
sebaliknya, mendapatkan Dia di sana sebagai Hakim kita, dan sebagai
seorang saksi yang menentang kita, - bagaimana seseorang bisa memikirkan
hal ini, dan tidak mati dengan ketakutan?
Ini
berarti bahwa orang yang tidak diakui oleh Kristus pasti akan masuk
neraka. Jadi kalau saudara tadi sudah mengakui bahwa saudara juga
menyangkal Kristus maka saudara juga pasti akan disangkal oleh Kristus
dan saudara pasti masuk neraka. Begitukah? Jangan takut dulu! Akan saya
jelaskan! Yang dimaksud dengan kata ‘menyangkal’ di sini, bukanlah tindakan sesaat, tetapi adalah tindakan seluruh kehidupan.
Wycliffe Bible Commentary - Barangsiapa
menyangkal Aku (bdk. 2Tim 2:12). Tense bahasa Yunani (aorist,
constative) tidak menunjuk pada penyangkalan sesaat (misalnya,
penyangkalan Petrus), tetapi kepada seluruh kehidupan.
Jadi
ancaman Kristus bahwa Ia akan menyangkal orang itu di hadapan Bapa
hanya berlaku bagi orang yang terus menerus sepanjang hidupnya
menyangkal Yesus. Dan itu menunjukkan bahwa ia belum sungguh-sungguh
Kristen. Tidak mungkin ayat ini ditafsirkan bahwa ketika seorang
menyangkal satu kali maka Yesus lalu menyangkal dia di hadapan Bapa dan
dia pasti masuk neraka karena kalau ditafsirkan demikian maka Petrus
pasti masuk neraka.
Lalu
mengapa ada orang bisa menyangkal Kristus? Banyak orang melakukan itu
karena takut (seperti Petrus) tetapi tidak sedikit pula yang melakuan
itu karena malu. Bandingkan dengan ayat paralelnya :
Mark 8:38 - Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataanKu
di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak
Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam
kemuliaan BapaNya, diiringi malaikat-malaikat kudus.’”
Luk 9:26 - Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataanKu,
Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, apabila Ia datang kelak
dalam kemuliaanNya dan dalam kemuliaan Bapa dan malaikat-malaikat
kudus”.
Jadi
penyangkalan terhadap Yesus di sini disebabkan rasa malu karena Yesus.
Mengapa orang malu karena Kristus? Orang-orang Yahudi pada zaman itu
mempunyai pemikiran tentang Mesias yang datang dengan kekuatan dan
kemegahan, sehingga Yesus yang sebenarnya, yang datang dengan segala
kerendahan, bisa membuat mereka malu. Tetapi jelas bukan hanya mereka
yang bisa malu karena Yesus. Orang-orang zaman sekarang pun juga bisa
malu karena Yesus. Bagian akhir dari Mark 8:38 dan Luk 9:26 menunjukkan
kemuliaan Yesus pada saat datang kembali nanti.
Mark 8:38 - Sebab
barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataanKu di tengah-tengah
angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun akan malu
karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan BapaNya, diiringi malaikat-malaikat kudus.
Luk 9:26 - Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataanKu, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, apabila Ia datang kelak dalam kemuliaanNya dan dalam kemuliaan Bapa dan malaikat-malaikat kudus”.
Ini
sengaja Ia katakan supaya mereka tidak malu berkenaan dengan diri-Nya.
Sekarang Ia memang datang dalam kehinaan, tetapi nanti Ia akan datang
keduakalinya dengan segala kemuliaan-Nya! Dikataan juga dalam ayat
tersebut bahwa mereka malu ‘karena Aku’ dan ‘karena perkataan-Ku’. Ini menunjukkan bahwa kita bukan hanya tidak boleh malu berkenaan dengan diri Kristusnya, tetapi juga berkenaan dengan ajaran-Nya.
Albert Barnes - Kita tidak boleh malu baik tentang pribadi / diri, karakter, ajaran, maupun tuntutan-tuntutan Kristus.
Injil
/ ajaran tentang Kristus, atau tentang salib, merupakan sesuatu yang
memalukan, khususnya untuk orang Yahudi. Tapi Paulus berani berkata :
Rom 1:16 - “Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, ...”
Ayat ini terjemahan kurang tepat. Bandingkan dengan :
TB-2 - Sebab aku tidak malu terhadap Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, ...”
KJV: ‘For I am not ashamed of the gospel of Christ: for it is the power of God unto salvation to every one that believeth; ….’ (Karena aku tidak malu tentang Injil Kristus: karena itu adalah kuasa / kekuatan Allah kepada keselamatan bagi setiap orang yang percaya; …”)
Karena itu kita tidak boleh malu karena Kristus. Kita harus meneladani Paulus di sini. Selain
itu kita pun tidak boleh malu karena perkataan Kristus/ajaran-ajaran
Kristus. Memang ada ajaran-ajaran Kristen yang sering diserang /
dipermalukan seperti :
Mat 5:39 - “Tetapi
Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat
kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga
kepadanya pipi kirimu”.
Di
satu sisi kita tak boleh malu tentang ajaran ini, tetapi di sisi lain
kita juga harus memberikan penafsiran yang benar tentang ayat ini kepada
mereka yang menyerangnya, yaitu bahwa ayat
ini bukannya harus ditafsirkan secara hurufiah. Artinya hanya tidak
boleh membalas. Ayat ini tidak berlaku untuk serangan yang membahayakan
jiwa. Yesus mengatakan ‘menampar’ bukan ‘membacok’! Juga
ajaran-ajaran Kitab Suci tentang mujizt-mujizat sering diolok-olokkan
karena dianggap tidak masuk akal. Misalnya Yunus yang tetap hidup
sekalipun ditelan ikan besar selama 3 hari, Yesus yang bangkit setelah
mati 3 hari. Kita bukan hanya tidak boleh malu berkenaan dengan
ajaran-ajaran Kitab Suci itu, tetapi kita bahkan harus mempertahankannya
/ membelanya.
Ayat-ayat
lain dalam Kitab Suci menambahkan bahwa kita juga tidak boleh malu
bersaksi tentang Kristus, tidak boleh malu karena ada hamba Tuhan yang
menderita / dipenjara karena Kristus, tidak boleh malu pada saat kita
sendiri menderita karena Kristus.
2 Tim 1:8 - “Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi InjilNya oleh kekuatan Allah”.
2Tim 1:12 - “Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu;
karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia
berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakanNya kepadaku hingga
pada hari Tuhan”.
2Tim 1:16 - “Tuhan kiranya mengaruniakan rahmatNya kepada keluarga Onesiforus yang telah berulang-ulang menyegarkan hatiku. Ia tidak malu menjumpai aku di dalam penjara”.
2Tim 2:15 - “Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu”.
1Pet 4:16 - “Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu”.
Pada saat kita malu berkenaan dengan Kristus / ajaranNya, kita harus ingat bahwa Yesus / Allah tidak malu karena kita.
Ibr 2:11 - “Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara”.
Ibr 11:16 - “... Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka”.
Bahwa
Yesus tidak malu menyebut kita saudara, dan Allah tidak malu disebut
Allah kita, merupakan sesuatu yang luar biasa, mengingat kita begitu
sering memalukan Allah dengan dosa-dosa kita. Karena itu jangan pernah
malu mengakui Yesus, jangan pernah malu menerima ajaran-ajaran-Nya.
Malah saudara harus bersaksi, membela kebenaran tentang Kristus dan
Firman-Nya maka Dia pun tidak akan malu mengakui saudara di hadapan
Bapa-Nya di sorga.
II. MASALAH YESUS DATANG MEMBAWA ’PEDANG’.
Hal kedua yang dibicarakan Yesus adalah misi-Nya yang terasa aneh.
Mat 10:34-36 - (34)
‘Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas
bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. (35) Sebab
Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari
ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, (36) dan musuh orang ialah
orang-orang seisi rumahnya”.
Saya
katakan terasa aneh karena kita semua tahu bahwa misi Yesus Kristus
boleh dikatakan sebagai misi damai sejahtera. Ia disebut sebagai Raja
Damai.
Yes 9:5 - Sebab
seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan
untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya
disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.
Ia memberikan damai di hati orang yang percaya.
Yoh 14:27 - “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu.
Damai sejahteraKu Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak
seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar
hatimu”.
Ia mendamaikan orang yang percaya dengan Allah.
Rom 5:1 - “Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus”.
2 Kor 5:19 - Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.
Ia mendamaikan orang percaya dengan orang percaya.
Efs 2:14-18 - “(14) Karena Dialah damai sejahtera kita,
yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok
pemisah, yaitu perseteruan, (15) sebab dengan matiNya sebagai manusia Ia
telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya,
untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diriNya,
dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, (16) dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. (17) Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang ‘jauh’ dan damai sejahtera kepada mereka yang ‘dekat’, (18) karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa”.
Kalau
begitu, apa yang Yesus maksudkan pada waktu Ia berkata bahwa Ia bukan
datang membawa damai tetapi pedang? Dilihat dari konteks Mat 10 yang
berbicara tentang pengutusan murid-murid untuk memberitakan Injil, maka
ayat ini harus ditafsirkan dari surut pandang pemberitaan Injil itu.
Artinya adalah pada waktu Yesus/Injil diberitakan kepada suatu kelompok
orang/keluarga, selalu ada orang-orang yang percaya dan yang tidak
percaya.
William Barclay – Pertemuan
dengan Yesus akan menyebabkan setiap orang harus memilih antara
menerima atau menolak-Nya. Dan dunia serta manusia di dalamnya selalu
terbagi ke dalam dua golongan, yaitu golongan yang menerima Kristus dan
golongan yang tidak menerima-Nya.
Nah,
antara orang yang percaya dengan orang yang tidak percaya, bukan
terjadi damai, tetapi justru terjadi perpecahan dan pertentangan karena
Yesus. Bandingkan :
Yoh 7:40-43 - “(40)
Beberapa orang di antara orang banyak, yang mendengarkan
perkataan-perkataan itu, berkata: ‘Dia ini benar-benar nabi yang akan
datang.’ (41) Yang lain berkata: ‘Ia ini Mesias.’ Tetapi yang lain lagi
berkata: ‘Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea! (42) Karena Kitab
Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari
kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal.’ (43) Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Dia”.
Kis 14:1-4 - “(1) Di Ikoniumpun kedua rasul itu masuk ke rumah ibadat orang Yahudi, lalu mengajar sedemikian rupa, sehingga sejumlah besar orang Yahudi dan orang Yunani menjadi percaya. (2) Tetapi orang-orang Yahudi, yang menolak pemberitaan mereka,
memanaskan hati orang-orang yang tidak mengenal Allah dan membuat
mereka gusar terhadap saudara-saudara itu. (3) Paulus dan Barnabas
tinggal beberapa waktu lamanya di situ. Mereka mengajar dengan berani,
karena mereka percaya kepada Tuhan. Dan Tuhan menguatkan berita tentang
kasih karuniaNya dengan mengaruniakan kepada mereka kuasa untuk
mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat. (4) Tetapi
orang banyak di kota itu terbelah menjadi dua: ada yang memihak kepada
orang Yahudi, ada pula yang memihak kepada kedua rasul itu”.
Pertentangan
inilah yang Yesus maksudkan sebagai pedang. Dan itu bisa terjadi dalam 1
keluarga/rumah tangga dan karena itu lalu dikatakan :
Mat 10:35-36 – (35) Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, (36) dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya”.
Mengapa
orang itu dipisahkan dari ayahnya? Karena orang itu percaya pada Yesus
sedangkan ayahnya tidak percaya pada Yesus. Mengapa nak perempuan itu
dipisahkan dari ibunya? Karena anak perempuan itu menerima Yesus
sedangkan ibunya menolak Yesus. Mengapa menantu perempuan itu dipisahkan
dari mertuanya? Karena menantu itu menyambut Kristus sedangkan
mertuanya menolak Kristus. Karena itu lalu terjadi perpecahan/permusuhan
sehingga dalam ayat 36 dikatakan : ”musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya”.
Coba
pikirkan ini, jika keluarga saudara adalah sebuah keluarga Islam yang
soleha dan taat beribadah dan damai. Lalu tiba-tiba salah seorang
anggota keluarga saudara menyatakan diri menjadi Kristen karena telah
mendengar pemberitaan Injil. Kira-kira bagaimana reaksi/tindakan
saudara? (Memaki, membenci, mengusir dari rumah, menghapuskan namanya
dari daftar keluarga, dll). Saya teringat kesaksian Yusuf Roni dulu
sewaktu menjadi Kristen. Ia diusir dari rumah orang tuanya dan tidak
diperkenankan membawa apa pun yang diperolehnya dari orang tuanya. Dan
karena itu ia terpaksa meninggalkan rumahnya dengan telanjang dengan
mengikat kain meja di pingganya. Mengapa keluarga yang tadinya begitu
damai sekarang justru penuh kebencian dan kehancuran? Seandainya nama
Kristus tidak diberitakan pada anggota keluarga itu, pastilah mereka
akan tetap menjadi keluarga yang damai bukan? Tetapi karena Kristus
diberitakan di sana, maka respon yang berbeda terhadap-Nya lalu memicu
pertentangan / perpecahan itu. Inilah makna kata-kata Yesus bahwa Aku
datang bukan untuk membawa damai melainkan pedang. Untuk memisahkan
orang dari ayahnya, memisahkan orang dari ibunya, memisahkan menantu
dari mertuanya. Jadi Yesus datang untuk membawa pertentangan bukan?
Bandingkan dengan ayat paralelnya dalam Injil Lukas yang mengatakan :
Luk 12:51 - Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan.
Tidak
dapat disangkal bahwa hubungan seseorang dengan keluarganya adalah
hubungan yang begitu berharga. Tidak ada orang waras yang ingin
keluarganya hancur namun kelihatannya itu tidak bisa dihindari jika
terjadi respon yang berbeda terhadap Kristus. Hal ini diperparah lagi
dengan kenyataan bahwa permusuhan / kebencian karena perbedaan agama
adalah yang paling sengit.
Matthew Henry - Akibat
dari pemberitaan Injil bukanlah kesalahan dari Injil, tetapi kesalahan
dari mereka yang tidak menerimanya.... Perhatikan, permusuhan-permusuhan
yang paling sengit dan keras adalah permusuhan-permusuhan yang muncul
karena perbedaan agama; tidak ada permusuhan/kebencian seperti
permusuhan/kebencian dari penganiaya, tidak ada ketetapan hati seperti
ketetapan hati dari orang-orang yang dianiaya.
Matthew Henry - Perhatikan,
ikatan yang terkuat dari kasih dan kewajiban keluarga sering
dihancurkan oleh suatu permusuhan / kebencian terhadap Kristus dan
ajaran-Nya.
Spurgeon - Kebencian
karena agama sering membangkitkan kebencian / permusuhan yang paling
sengit, dan kedekatan keluarga makin mengobarkan, dan bukannya
memadamkan, permusuhan.
Itu
berarti bahwa seorang yang percaya kepada Kristus bisa mengalami
permusuhan / kebencian yang hebat dari pihak keluarganya sendiri yang
tidak percaya pada Kristus. Jangankan persoalan perbedaan iman,
kadang-kadang perbedaan denominasi gereja saja (GMIT, Kharismatik,
Injili, dll) sudah bisa membuat orang memusuhi / membenci orang lain /
terjadi perpecahan bahkan dalam keluarga (suami-isteri, orang tua-anak,
kakak-adik, dll). Apalagi perbedaan agama/iman? Karena itu jangan heran
kalau saudara ikut Yesus, saudara akan ditentang oleh orang-orang yang
menolak Yesus bahkan mungkin yang ada di rumah saudara. Kalau saudara
mau ikut Tuhan sungguh-sungguh, saudara akan ditentang oleh orang-orang
Kristen KTP di dalam keluarga saudara. Kalau saudara mau ikut gereja
dengan ajaran yang benar maka saudara akan ditentang oleh orang lain
tidak menyukai ajaran yang benar.
Mark 13:13 - Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya ia akan selamat."
2 Tim 3:12 - Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya
Di
sinilah apa yang Kristus katakan menjadi kenyataan bahwa Ia datang
bukan untuk membawa damai melainkan pedang. Jadi boleh dikatakan bahwa
”pedang” itu selalu ada dalam kehidupan setiap orang yang mau percaya
sungguh-sungguh kepada Kristus. Kalau begitu apa respon kita? Apa
sebenarnya yang dikehendaki oleh Tuhan ketika mengatakan kalimat ini
kepada murid-murid-Nya? Yang ingin dikatakan oleh Tuhan adalah kalau
kamu percaya Kristus, kalau kamu mau sungguh-sungguh hidup sesuai Firman
Tuhan, kalau kamu mau berpegang teguh pada ajaran yang benar, kamu akan
mengalami pertentangan-pertentangan, permusuhan-permusuhan,
kebencian-kebencian dari orang-orang yang tidak beriman/menolak Kristus,
orang-orang yang tidak mencintai dan tidak peduli pada kebenaran,
bahkan bisa jadi orang-orang itu ada di dalam rumahmu, tetapi itu tidak
boleh menyebabkan kamu menjadi mundur dari imanmu dan kebenaranmu.
Spurgeon: Kedatangan
Kristus ke dalam sebuah rumah sering merupakan penyebab dari perbedaan
antara orang-orang yang sudah bertobat dan yang belum bertobat. Makin
orang Kristen itu mengasihi, makin ia ditentang: kasih menciptakan suatu
semangat yang lembut untuk keselamatan dari sahabat-sahabat, dan
semangat itu sering menimbulkan kejengkelan / kebencian. Kita harus
mengharapkan hal ini, dan tidak boleh mengubah haluan karena hal itu
pada saat hal itu terjadi. ... Kita harus maju terus dalam mengaku Tuhan
Yesus, apapun yang diakibatkan olehnya. Bahkan kalau rumah kita menjadi
gua / sarang singa bagi kita, kita harus tetap berdiri / bertahan untuk
Tuhan kita. Orang-orang yang mengusahakan damai dengan mengorbankan
apapun tidak mempunyai bagian dalam kerajaan ini.
Wycliffe Bible Commentary - Sekalipun
perpecahan seperti ini sangat menyedihkan, seorang murid tidak boleh
membiarkan perasaan alamiahnya menyebabkan melemahnya kasihnya kepada
Kristus.
Inti
dari semua ini adalah Tuhan mau agar kita lebih memprioritaskan Dia di
atas segala sesuatu termasuk keluarga kita sekalipun. Karena itu di ayat
berikutnya Tuhan langsung berkata :
Mat 10:37 - Barangsiapa
mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku;
dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari
pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.
Renungkanlah,
apakah saudara sudah mengasihi Kristus di atas segala-galanya? Jikalau
tidak, ayat tersebut berkata bahwa saudara tidak layak bagi Kristus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar